Hari-hari berikutnya, Lexa mulai menerapkan strategi yang lebih terencana. Dia mempelajari pekerjaan dan kebiasaan Loco. Dia tahu kapan Loco sedang stres, kapan dia butuh ketenangan, kapan dia butuh pendengar. Dia mulai muncul di saat-saat yang tepat—membawakan kopi ketika Loco terlihat lelah, mendengarkan ketika Loco perlu berbicara tentang masalah pekerjaannya, bahkan memberikan saran yang ternyata cukup brilian. Perlahan tapi pasti, dia membangun ketergantungan emosional bagi Loco. Suatu malam, ketika Loco pulang dengan wajah muram, Lexa tidak bertanya. Dia kemudian duduk dalam diam, lalu mulai memainkan piano, sesuatu yang memang dia kuasai sejak kecil. "Kau tidak pernah bisa memainkan piano," kata Loco, terkejut, ketika Lexa mulai memainkan melodi pembuka. "Banyak hal yang ber

