Bab 4

684 Words
Bulan madu menjadi awal kehidupan pernikahan Larasati dan Bayu, kota Praha menjadi saksi bisu dimana Bayu untuk pertama kalinya berhasil menyentuh dan menjadikan Larasati sebagai istrinya, meski tujuannya masih tidak berubah. Memberikan benih dirahim Larasati agar bisa lepas dari rongrongan Ibunya dan mengejar cintanya yang hilang. Larasati tidak percaya jika akhirnya kini ia benar-benar bisa merasakan kebahagiaan karena telah menjadi istri seutuhnya, matanya tidak berhenti memandang Bayu yang masih terlelap setelah malam yang menggairahkan diantara mereka. Wajah Larasati bersemu merah mengingat bagaimana Bayu menyentuhnya dengan lembut. "Pagi Mas" sapa Larasati saat Bayu membuka matanya, Larasati hendak mencium pipi Bayu tapi langsung ditolak Bayu dengan langsung bangun. Wajah Larasati langsung berubah melihat perubahan sikap Bayu yang tadi malam sangat romantis berubah dingin dipagi harinya. "Pagi, aku mandi dulu" Bayu mengambil celananya dan langsung masuk kedalam kamar mandi. "Ah Laras! Kamu itu belum mandi, makanya Mas Bayu nggak mau dicium, dasar nggak peka!!" Larasati memukul kepalanya dan kembali tersenyum, berusaha berpikir positif jika perubahan sikap Bayu hanya karena ia belum mandi, ya hanya karena belum mandi saja bukan karena hal lain. Larasati mencoba menghubungi Aisha dan untungnya putrinya itu langsung mengangkat teleponnya. "Mommyyyyyy" suara lembut Aisha membuat Larasati langsung merindukan Aisha dan ingin segera pulang agar bisa bersama Aisha lagi. "Aisha, Mommy kangen nak sama kamu... Aisha lagi apa sayang? Sudah makan? Grandpa dan kamu sehat-sehat sajakan?" "Aisha kangen mommy jugaaaaa, Ai sedang makan kok sama Grandpa... Mom kata Grandpa Aisha sudah punya Daddy yaaaa, huwaaaaa senangnya... kapan Mom and Dad pulangnya? Aisha nggak sabar peluk Daddy, bisa Aisha ngomong sama Daddy?" "Bisa bisa kok...tunggu ya, ah itu Daddy" Larasati menghampiri Bayu yang baru keluar dari kamar mandi dan menyerahkan ponselnya. "Mas, Aisha... anak aku ingin bicara dengan kamu, boleh?" ujar Larasati pelan, Bayu langsung melewati Larasati begitu saja dan mengacuhkan permintaan istrinya itu, Bayu sangat tidak menyukai basa basi apalagi bicara dengan orang asing yang tidak dikenalnya. "Kamu saja, aku harus menghadiri pertemuan dengan investor, nanti saja" tolaknya, Larasati berusaha tersenyum meski perasaannya langsung merasa tidak enak. "Ya udah nggak apa-apa" balas Larasati, ia lalu keluar menuju balkon dan dengan terpaksa mengecewakan Aisha lagi, ia memandang Bayu dari kaca dan masih berpikir positif tentang penolakan Bayu saat dirinya meminta berbicara dengan Aisha. "Sayang... Daddy ternyata lagi ditunggu temannya, jadi nanti saja ya ngobrolnya" "Oke Mom... udah ya Mom... bye Mommmmy" Larasati menghela nafasnya dengan dalam, mungkinkah ia salah memilih lelaki untuk menjadi suaminya, atau penolakan tadi merupakan awal malapetaka dihidupnya yang sebentar lagi ia jalani. "Mas Bayu bukan manusia kejam, terlihat dari caranya memperlakukan aku tadi malam.... Penuh cinta dan lembut, aku yakin dia pasti akan menyukai Aisha... mereka hanya belum bertemu saja" Larasati masih saja berharap Bayu tidak seburuk sikapnya yang suka berubah-ubah. *** Larasati hanya bisa menikmati waktunya dengan memandang keindahan kota Praha dari balkon kamar hotel, impian tentang bulan madu seperti yang ditontonnya difilm atau dinovel-novel yang indah dan penuh cinta sangat jauh dari kenyataan yang dijalaninya, lupakan makan malam romantis, jalan-jalan mengelilingi kota Praha yang indah bersama suami yang mungkin hanya akan menjadi angan-angan semu, yang ada kini Larasati menikmati kesendiriannya karena ditinggal Bayu yang pergi entah kemana dan tanpa sedikitpun meninggalkan kabar. "Lebih baik aku keluar dari kamar yang hampir membuat nafasku tercekat ini" Larasati menghapus airmatanya yang tanpa sengaja jatuh dipipinya dan membuka koper lalu mengambil baju santai yang akan digunakannya jalan-jalan mengelilingi kota Praha, sendirian. Sebuah T-Shirt berwarna putih dan Hotpant berwarna biru gelap sengaja dipilih Larasati, toh dalam pikirannya nggak akan ada orang yang mengenalnya dikota ini dan Bayu juga tidak akan peduli meskipun ia memakai baju sesexy ini, Larasati juga memoles sedikit make up diwajahnya dan terlihat lebih muda dari usianya. Larasati kemudian mengambil pena dan kertas lalu meninggalkan pesan untuk Bayu. Ia harap saat Bayu pulang dan menemukan catatan kecil ini, suaminya itu akan menyusulnya atau paling tidak menghubunginya. To : Mas Bayu "Kesibukan Mas membuat aku kesepian dikamar hotel yang terasa dingin ini, jadi aku memilih untuk jalan-jalan saja mengelilingi kota ini sendirian sekalian menghabiskan waktu, mungkin aku akan telat pulang, jika Mas butuh sesuatu hubungi saja aku... ah itupun jika Mas ingat punya Istri yang ditinggal sendirian" From : Larasati Larasati menempelkan kertas itu disamping ranjangnya, dan pergi meninggalkan kamar yang hanya bisa memberinya kekosongan dan kesepian. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD