BR~145

1544 Words

“Aku mau ke Kalingga Tower besok pagi,” kata Wahyu saat berada di teras samping, sambil menggendong Putra di depan d**a. Ia berhenti di sisi papan catur, di antara Anggun dan Budiman yang sedang asyik bermain sejak tadi. “Mau ngajak April ke Bali sekalian?” tanya Anggun tanpa menoleh dan menjalankan kudanya. Budiman menahan napas saat melihat Wahyu. Pria itu menatap datar pada Anggun, dengan menahan perasaan kesal. Langkah Wahyu mendekati Anggun memang tidak tampak agresif, tetapi sikap menantunya pada pria itu selalu datar-datar saja. Anggun tidak bisa ditebak. Apakah gayung akan bersambut atau hubungan keduanya tetap akan menjadi ipar seperti sekarang. “Sini sama Opa.” Budiman mengulurkan tangan tetapi Putra hanya diam menatapnya. Tidak seperti biasa, Putra akan cepat berpindah ke ta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD