BR~109

1247 Words

“Pak Kris, terima kasih banyak.” Anggun berdiri dari kursi rodanya, lalu menyalami Krisna. “Sama-sama.” Krisna menyambut uluran tangan Anggun dengan formal. “Ini semua belum berakhir, jadi, kita masih akan bertemu di sidang selanjutnya.” “Yah ...” Anggun menghela panjang, karena proses sidang memang tidak sesimpel yang dibayangkan. “Yang penting, semua bukti dan saksi kita sudah kuat. Om Regan sudah nggak bisa berkutik karena kita sudah awasi semuanya.” “Benar,” ucap Krisna. “Farhat dan keluarganya juga masih dalam perlindungan dan kita juga masih mengawasi Regan.” Anggun mengangguk dan berterima kasih sekali lagi. Namun, ada satu hal yang terasa janggal bagi Anggun, yakni Wahyu. Pria itu tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali di pengadilan. Sejak Anggun menginjakkan kaki di pe

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD