BR~165

1525 Words

“Pagi Papa Wahyu,” sapa Anggun ketika melihat pria itu membuka mata. “Gimana tidurnya? Nyenyak?” tanyanya dengan nada meledek. Wahyu hanya membuka mata. Melihat Anggun yang tampak sudah segar dan baru saja duduk di depan meja rias. Ia masih mengumpulkan kesadaran dan tidak bergerak karena kedua kaki Putra melintang di dadanya. Tidak hanya itu, Wahyu bahkan beberapa kali merasakan tendangan dari kaki mungil itu ketika tidur tadi malam. Putranya itu, ternyata tidak bisa tidur dengan anteng dan terus bergerak ke mana-mana. Jadi, bagaimana bisa Wahyu tidur nyenyak tadi malam, jika wajah, d**a, perut, dan bagian tubuh lain kerap mendapatkan tendangan dengan tiba-tiba. “Apa dia selalu mutar-mutar begini kalau tidur?” tanya Wahyu dengan suara berat. “Sudah ngerasain tendangan Putra belum.” A

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD