BR~84

2019 Words

“Sayang! Bangun!” Sabda membuka gorden dengan gerakan cepat. Cahaya matahari yang telah menampakkan biasnya langsung menyapa hangat dan terlihat begitu indah. “Kamu sudah ngelewati sunrise pagi ini.” “Hmm.” Anggun menggumam. Merasa bias matahari mulai menyilaukan, ia menarik selimut hingga menutup kepala. “Sudah siang ini.” Sabda menghempas tubuh di samping Anggun. “Capek!” Sabda tergelak. Memeluk erat tubuh Anggun yang masih terbungkus selimut dengan gemas. Namun, hal itu tidak berlangsung lama ketika ponsel sang istri berdering begitu keras. Detik selanjutnya, tubuh Sabda tersingkir karena Anggun mendorongnya menjauh. “Jam tujuh.” Anggun membuka selimutnya hingga sebatas d**a, lalu bangkit sembari menjepitnya dengan kedua tangan. Melihat sekeliling kamar, tetapi tidak menemukan tasn

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD