“Haha, kamu juga punya kehidupan sempurna, Risma. Devan … dia luar biasa memimpin perusahaan besar, mendunia pula,” ujar Widya, berbalik memuji keluarga Risma.
“Ya, begitulah … tapi kamu tahu di balik kesuksesannya, perkawinannya yang tidak sempurna,” keluh Risma.
“Hei, Arini adalah wanita sabar yang sempurna.”
Risma menghela napas panjang. “Entahlah, aku kasihan kepadanya. Kamu tahu dia yang tengah berjuang melawan penyakitnya. Tapi … aku senang sekarang karena Devan yang sudah perhatian kepadanya. Dia berubah, tidak lagi berhubungan dengan wanita jalang itu, dan dia yang sudah menyadari bahwa kehadiran seorang anak adalah segalanya.”
Widya mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Risma mengenai hubungan Devan Arini yang semakin dekat. “Aku senang mendengar perubahan Devan,” ujarnya.
“
