Devan sudah berada di dalam apartemen, langkahnya gontai saat mendekati Hening yang terlihat cemas. Dia memeluk Hening erat-erat tanpa mampu berkata apa-apa. Kejadian ini baginya terlalu cepat dan dia yang sebenarnya belum siap. Mengingat kembali raut wajah mamanya dan dia merasakan sesak di d**a. Baru saja Devan hendak berucap, ponselnya berbunyi, lagi-lagi Jaya yang menghubungi. "Halo, Jaya." "Pak Devan. Sebaiknya Bapak pulang ke rumah. Ini bu Risma sedang menuju pulang, kasihan, kita sedang mendapat kabar kurang baik, Pak. Bu Arini ternyata telah menjumpai pak Aditya beberapa kali, saya yakin ada niat yang tidak baik dari mereka, terutama dari pihak pak Aditya." Devan menatap wajah Hening, "Aku pulang," ujarnya, dalam hati menggeram kesal. Devan beralih ke Hening saat pembicaraan m

