Ririn bangun dari tidurnya, lampu kamarnya menyala itu menunjukkan hari beranjak gelap. Setelah sadar sepenuhnya dia duduk sekaligus melihat ke arah jam digital di kamarnya, sudah pukul setengah enam ... belum malam tapi memang sudah terlalu sore. Ririn tidak memanggil suaminya, dia hanya mengedarkan pandangan ke seluruh kamar dan juga Sofa tempat biasanya Iksan tidur, tapi dia tidak ada di sana, Ririn tidak tahu apakah Iksan juga marah seperti dirinya tadi karena dia tidak terima dibilang sudah macam - macam, apalagi dia bilang juga bahwa dia kesal dengan suaminya itu, tadi wajah Iksan menunjukkan ketidaksukaan. Ririn menggeser duduknya lalu dia berdiri, dia hendak mengecek kamar mandi, tapi setelah mendekat tidak ada suara apapun dari dalam sana, dia menekan handle pintu ternyata tida