Jangan Lupa Follow Akun Penulis Oldhaayunia(Martina)
dan Jangan Lupa Kasih Tinggal Jejak , Thank You.
WARNING 18 +.DIBAWAH UMUR, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!.
PLAGIAT ENYAH DARI MUKA BUMI INI!.
Happy Reading,
"Selamat Pagi Miss Mariana Rios ", Marlon tersenyum menatap Mariana yang tampak terkejut dibawahnya, " Maksudnya Miss Carlotte R?" .
" Enyalah dari hadapan ku!" teriak Mariana dengan membuang napas bergebu-gebu. sambil mendorong tubuh Marlon .
" Kau sendiri yang mengundang ku Miss" jawab Marlon, tegas menahan marah dan terus menempelkan tubuh mereka.
" Marlo-" , " AHHAHHHH" , Marlon tersenyum menatap gadisnya yang menahan gairah, Ia terus menggesek pusat inti Mariana dengan miliknya yang tegak berdiri.
" Hanya menggesek?, pakaian kita saja masih lengkap " protes Mariana dengan menahan hasrat menggebu-gebu.
Marlon tersenyum, menatap mata coklat itu ," Aku bisa saja memiliki mu. Namun, belum saatnya" jawab Marlon dengan menahan hasrat sambil memasukan dua jarinya kedalam pusat inti Martina yang telah basah.
" Kau hanya mempermainkan ku Marlon!" teriak Mariana menggeram marah, ketika tangan mantan calon tunangannya sendiri mengeluar masukkan kedalam intinya.
Entah kenapa Mariana merasa dirinya tak dihargai, pria didepannya hanya merasakan wanita lain," Marlon !" tanpa menunggu lama Mariana membalik tubuh mereka hingga ia duduk tepat dibatang perkasaan Marlon," one top women" bisiknya sambil menatap Marlon sendu.
Tangannya begitu lincah membuka restleting celana Marlon sambil meliukkan tubuhnya secara perlambat.
" Mariana , AKHHHH" racau Marlon ketika batang keperkasaannya di emut oleh tunangannya sendiri.
" Gadis Brutal" Marlon tampak tak bisa menahan hasratnya, ia menutup mata dan terus menikmati hisapan dari mulut gadisnya.
" Bagaimana, sayang? "Mariana terus menjilat dan mengemut layaknya es krim.
Hingga-
" s**t, AKHHHHHH" desahan dan umpatan Marlon secara bersamaan, ketika ia mendapatkan o*****e.
Marlon tersenyum menatap mata, dan bibir gadisnya , " Kemarilah " ucapnya dan Mariana kembali merangkak diatas tubuhnya . Namun ia harus kembali teransang dengan tubuh gadisnya sendiri.
" s**t!. Jangan menggoda ku. Mariana Rios" geram Marlon membuat Mariana kembali salah paham.
"APA KAU JIJIK PADAKU ?" tanya Mariana sambil menatap tajam Marlon dibawahnya.
" SAMA SEKALI TIDAK-"
" f**k ME!" Titah Mariana sambil meloloskan dress dari tubuhnya, membuat Marlon kembali panas dingin menatap tubuh ramping ciptaan tuhan.
Mariana kembali tersenyum miring, menatap mata Mantan Calon Tunangannya yang sangat menahan gairah. Ia tak tinggal diam, melepas kasar bra dan G String secara bersamaan.
" STOP KAU AKAN MENYESAL!" ucap Marlon dengan tegas sambil membuang mukanya kearah lain.
Dan Mariana kembali menggeram marah, " AKU SAMA SEKALI TIDAK MENYESAL. LAKUKAN ATAU KAU AKAN MENYESAL TAK MENDAPAT KEPERAWANAN KU!"
" Mariana!"
" WHY? , APA KAU MENYUKAI JAJANAN DILUAR HINGGA TAK MAU MELAKUKANNYA DENGAN MANTAN CALON TUNANGAN MU SENDIRI?"
" Lebih baik aku menahan hasrat, dari pada merusak mu. Satu hal lagi KITA MASIH BERTUNANGAN."
" Baiklah, jangan menyesal jika aku menyerahkan keperawanan ku pada pria lain" , Gadis itu berdiri diatas tubuh Marlon.
" KYAAHH" teriak Mariana terkejut, ketika tubuhnya ditarik kasar.
" Hanya aku yang boleh melihat dan merasakan mu!" ucap Marlon dengan tegas sambil minindih tubuh telanjang Mariana.
" Aku berharap kau tidak menyesali nya, sayang " Marlon membuka lebar kaki gadisnya, tanpa menunggu lama ia membuka baju dan celananya hingga mereka berdua benar- benar telanjang.
" Karena kau tak akan bisa lepas dari genggaman ku" dan " KYAAAH, SA-SAKIT" ucap mereka secara bersamaan.
Marlon menggenjot tubuh Mariana dengan sangat lembut, " Terima kasih menjaganya, Kau milik ku Mariana Teixeira" ucap Marlon dan mata mereka beradu menatap sendu.
" Marlon, faster" dan Marlon terus menggenjot pusat inti Mariana dengan sangat brutal. Mariana tak kalah lebih brutal diatas ranjang.
" Akan kubunuh yang mengajari mu menjadi brutal"
" Seharusnya kau senang, brengsek."
" Siapa yang mengajari mu?" Marlon kembali mengerjai Mariana, ketika ia mengeluarkan batang keperkasaanya begitu saja.
" Kak Marlon, masukin" jawab Mariana menahan marah sambil menatap Marlon tajam.
Marlon tersenyum bahagia, ketika Mariana kembali memanggilnya kakak, panggilan istimewah untuknya. Ia merasa hubungan mereka kembali harmonis.
" Siapa yang mengajarimu?" tanya Marlon yang tetap tak memasuki liang sempit milik Mariana.
" s**t! .Apa harus kujawab?" tanya Mariana dengan menggeram marah.
" Aku hampir termakan rayuan mu, sayang. " dan Marlon kembali memasuki beberapa detik dan mengeluarkannya .
" Bokep !" jawab Mariana sedikit berteriak.
" Akan kubunuh mereka"
" Jangan konyol, mereka favorite ku. Teruskan " jawab Mariana yang sangat manja ditelinga Marlon Teixeira.
" Damn. Te AMo gadis brutal " Ucap Marlon sedikit terkekeh sambil menggenjot dan mencium bibir Mariana secara bersamaan.
" Te Amo , Marlon Teixeira" bisik Mariana membuat Marlon kembali tersenyum puas.
" say again,please"
" I hate You " dan mereka mendapat pelepesan secara bersamaan.
***
" Aku ingin lagi" ucap Marlon sambil mencium bibir dan leher Mariana.
" Baru lima belas menit lalu kita bercinta"
" Aku menginginkannya," tangan Marlon kembali meneliti setiap lekukan tubuh Mariana hingga gadis itu benar-benar teransang.
" I want you, again" bisik Mariana dan mereka kembali melakukan itu hingga waktu menunjukkan pukul tujuh malam.
" Mariana, bangun" bisik Marlon sambil mengecup pipi, mata dan bibir gadisnya.
" Nanti"
" Bangun atau kuperkosa hingga tiga hari?"
" Fine!" Gadis itu membuka mata menatap Marlon yang sudah memakai pakaian lengkap.
" Bangunlah, aku memasak sesuatu untuk mu"
Mariana menggangguk dan hendak membersihkan tubuhnya, hingga " Marlon Teixeira kubunuh kau!. Sakit!" ia terus mengumpat sambil memegang intinya yang nyerih.
" Siapa yang meminta?" Marlon langsung menggendong tubuh gadisnya menuju kamar mandi.
" Diamlah!" dan Marlon kembali menahan senyum, menyalakan shower air hangat dan membasuh tubuh Mariana yang penuh bercak merah, ulahnya.
" Ahhhhhh, nyaman nya" ucap Mariana ketika air hangat membasuh tubuhnya.
" Maaf"
" Kenapa ?" Mariana menatap mata biru, yang sangat ia rindukkan.
" Membuat mu kesakitan"
" Tak apa. Yang penting aku puas"
Marlon kembali menggeleng kepalanya, tak percaya."Kontrol ucapan vulgar mu."
***
Memasukkan sesuap nasi dan dendeng sambal ijo kedalam mulutnya, " Nikmat" ucapnya lagi dan terus mengisi mulutnya penuh dengan makanan.
" Pelan, pelan" ucap Marlon sambil menyeka nasi yang menempel pada bibir bengkak milik Mariana.
" Aku sangat kelaparan, karena habis digenjot seseorang hampir satu hari" balasnya membuat Marlon kembali membuka matanya, lebar. " Mariana, kontrol."
" Kalau aku ingat" sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
" Mariana, kau akan ikut dengan ku"
" kenapa aku harus ikut?"
" karena kau milikku"
" Tidak"
" Bisa saja kau mengandung anakku"
" Dan sayangnya itu tak akan terjadi.Ikut aku" Mariana berjalan menuju kamar sambil mengambil sebuah alat kecil, membuka celana yang ia gunakan dan memasukkan alat itu kedalam pusatnya.
" Lihatlah" dan tiba-tiba cairan putih itu keluar dengan sangat banyak.
" itu s****a mu, dan aku tak akan pernah mengandung anak mu."
Marlon menggeram marah , " Jangan menantangku jika kau tak ingin terluka" ucap Marlon sambil menatap tajam wanita didepannya.
" Menantangmu?. Aku hanya memberi mahkotaku agar kau tak mengikuti ku lagi, Tak ada apapun yang harus kubanggakan"
" Aku hanya butuh pengakuan cintamu "
" Tapi sayangnya aku hanya membenci mu"
" Mariana!" Marlon menatap tajam sambil mengepal tangannya.
" Pergilah. Kau sudah mendapatkan tubuh ku, Marlon"
" Kau akan menyesal " Marlon pergi meninggalkan rumah wanitanya, hingga langkahnya terhenti -
" Marlon. Tolong katakan kepada semua jalang mu untuk tidak mengirimu ku email percintaan kalian, karena aku lelah menontonnnya " ucap Mariana, menahan tangis yang sebentar lagi akan mengalir.
selalu diakhiri dengan pertengkaran dan disponsori oleh tangisan