Italia

2061 Words
Jangan Lupa Follow Akun Penulis Oldhaayunie(Martina) Dan TAP LOVE CERITA SERTA COMMENT CERITA INI YA!. SEMAKIN BANYAK KALIAN MEMBERI DUKUNGAN, SEMAKIN SEMANGAT AUTHOR MENULIS. Thanks You. Happy Reading, Roma-Italia, pertama kali Mariana melangkahkan kakinya sendirian untuk berjalan jauh, karena setiap pergerakannya akan dikawal oleh 4R maupun kedua orang tuanya. " Welcome to Italia, dimana negara impian mu" ucap Mariana ketika menatap bangunan klasik nan cantik itu, tanpa menunggu lama ia terus melangkah melewati gedung dan banyak jalan yang penuh dengan keunikannya sendiri, ia menatap arloji miliknya dan tersenyum puas melangkahkan kakinya dengan cepat menaiki sebuah trem .Entah kenapa Mariana tersenyum puas melupakan kejadian yang sangat menguras tenaga dan tentunya hati. Berlenggak lenggok dengan dress hitam, Mariana tertarik dengan salah satu cafe sebelum ia pergi ketempat tujuan sebenarnya. La Murate Caffè Letterario, sebuah tempat yang dulunya jadi penjara dan disulap menjadi cafe kopi terbaik. Menduduki salah satu kursi dipinggir jalan dengan nuansa romantis dan pendukung langit yang sangat cerah, bahkan sesekali ia mencium aroma kopi." Ciao(halo)" ucap Mariana ,ramah sambil mengangkat tangan kanannya terhadap seorang pelayanan tampan yang sangat memukau." Ciao, posso aiutarti?(halo, ada yang bisa saya bantu?)" jawab  pria tampan itu,yang  tak kalah ramah.Mariana tersenyum,"Voglio ordinare il miglior caffè qui, per favore(saya ingin memesan kopi terbaik dari cafe ini, please)"."Lo porterò, c'è di più?(Akan saya bawakan, apa masih ada tambahan lagi?)" pria itu menunggu jawaban Mariana dengan sebuah senyuman yang menawan , namun Mariana kembali tersenyum " no, è abbastanza per me(tidak, cukup itu saja)" Pria itu bergegas membuat kopi yang dipesan oleh Mariana, sedangkan Mariana terlihat tertarik dengan beberapa buku yang dipajang oleh pemilik cafe  tersebut. Berlarut-larut membaca sebuah buku yang sangat dramatis dan terjadipada kehidupannya, yang sialnya ia salah mengambil buku yang sangat mirip dengan kisah cinta dirinya dan pria itu," kandas"  hingga lamunannya terhenti ketika aroma kopi yang sangat harum menanti dirinya untuk disantap. " questo è il mio caffè, buon divertimento( ini kopimu, selamat menikmati)" ucap pria itu " grazie(terima kasih)" balas Mariana ramah, sambil menyeruput kopi dengan pelan. Hingga pelayan itu mengatakan sesuatu, " hai il cuore spezzato?(apakah anda sedang patah hati?) " membuat Mariana tersenyum miris. " Sei diventato il mio primo amico(Kau menjadi teman pertama ku)" jawab Mariana membuat kedua nya tertawa bahkan sesekali bertukar nomor telpon. " Ok, devo andare,bye Marko (Ok, saya harus pergi, bye Marko)"ucap  Mariana dan  pergi begitu saja, dengan kekuatan extra ia melangkahkan kakinya dengan cepat sesekali ia menatap arloji miliknya. " Akhirnya!" teriak Mariana ketika sampai didepan pintu gedung pencakar langit, impiannya.                             Aku berhak mendapat kesempatan, lakukan dan perolehlah! Menunggu dengan waktu tiga jam, Mariana tersenyum bahagia " Karir dimulai dengan sekarang, lakukan dengan bekerja keras" ucap wanita tua dengan penampilan elegan itu. " Tentu Miss Carry, aku akan bekerja keras" jawab Mariana dengan mantap membuat wanita tua itu tersenyum puas, " Besok, kau mulai bekerja" . Setelah keluar dari ruangan bernuansa klasik itu, senyum itu tak pernah pudar bahkan ia sesekali menatap beberapa karyawan dengan fashion styles membuat nya tersenyum puas dan tak sabaran  untuk bekerja. keluar dengan pasti dari gedung pencakar langit itu, Mariana bergegas menuju rumah minimalis bernuasa klasik dekat dengan sungai Tiber, yang ia beli pada saat umur 17 tahun tanpa sepengetahuan orang tuannya.                                                                             *** membutuhkan waktu 30 menit menggunakan trem, gadis itu tersenyum dengan puas sambil memegang sebuah kunci rumah tepat didepannya sambil loncat ria, bahkan ia tak peduli dengan tetangga sekitar yang tampak tersenyum menatap dirinya. " Ciao" ucap Mariana, ramah dengan tetangga sekelilingnya dan iapun bergegas masuk. rumah dengan dua kamar, dilengkapi dengan perabotan yang lengkap serta jendela yang menghadap sungai Tiber membuatnya terpesona. " Mariana Rios, kau pasti bisa. Semangat!" Hingga suara deringan telpin berbunyi membuatnya kewalahan mencari tas yang ia lempar, entah kemana. " dapat!" teriak Mariana, dan ia langsung menjawab telpon seorang teman pria pertamanya. " Hola" ucap pria itu. " hai-Marko," jawab Mariana, sambil menatap nama yang tertera di handphone miliknya. " Kau melupakan namaku, cantik " ucap pria itu. Membuat Mariana tersenyum, " Kita cocok menjadi teman, karena kau tau semua yang aku lakukan," sambil duduk di sebuah sofa hijau tosca single,milikny. pria itu tertawa dengan nyari,membuat Mariana merindukan sosok sahabat-sahabatnya. " Apa besok kamu ada kegiatan?" " ya, tapi sekitar jam 7 malam aku tak memiliki waktu " " sangat pas, aku mengundangmu untuk datang kerumah ku. Akan aku perkenalkan dengan sepupu dan keluarga ku " " Tentu saja, aku akan datang". "baiklah, ku tunggu" " okey" dan panggilan itu pun diakhiri sesekali Mariana menatap kejendela melihat sebuah langit yang tampak akan menjadi gelap.Mariana bergegas menuju dapur, membuka sebuah kulkas yang penuh dengan makanan karena secara diam-diam ia membayar seorang wanita untuk membersihkan seluruh rumahnya dan juga mengisi persediaan makanan. Mengambil sebuah tempe, dua buah tomat dan beberapa cabai.Mariana meringis bahkan air matanya ingin tumpah ketika merindukan masakan bundanya, " Bunda, Iana rindu" ucapnya sambil memotong tempe menjadi dadu kecil. memasak dengan membutuhkan waktu, 30 menit akhirnya tempe sambal pun jadi. Gadis itu memakan masakannya sendirian, sesekali ia menatap luar jendela lampu yang mengelilingi sungai yang sangat cantik, membuatnya tersenyum.                                                                             *** Menghidupkan saklar lampu kamar miliknya, entah kenapa air mata itupun jatuh begitu saja  memikirkan bunda dan ayahnya membuat ia menangis sekencang mungkin bahkan ia mengbekap mulutnya agar tak terdengar tetangga nya. " maafkan Iana ayah, bunda" ucap gadis itu, tertuduk dilantai sambil  bersender pada ranjang single,miliknya. " Maafkan Iana" ucap gadis itu hingga ia menahan rasa sedihnya, menaiki kasur miliknya dan mata itupun terpejam . "i want you back " ucap Marlon sambil memeluk tubuh Mariana yang tampak gemetaran. " Aku-" " Cukup!, kau tak pernah mencari tahu apapun tentang ku, aku menginginkan mu pulang. kembalilah dalam pelukan ku, sayang" ucap Marlon, memelas sambil memeluk tubuh Mariana dengan kuat. " Maafkan aku, kembali lah pulang " bisik Marlon lagi tetp dihadapan wajah Mariana, hingga ciuman itu kembali memporak poranda Seorang Mariana Rios. Duar,,,, suara tembakan tepat mengenai d**a kiri Marlon Teixeria, membuat Mariana terdiam dan menatap sebuah senyuman tulus dari pria itu sebelum ia benar-benar terjatuh ke lantai. " Marlon !" teriak Mariana, tersadar dari sebuah mimpi buruk , ia menatap sekelilingnya  dan kosong. Pukul 3 subuh, Air mata itupun jatuh,bahkan detak jantungnya berpacu dengan kencang. Membutuhkan waktu 30 menit, kesedihannya mulai berkurang walau masih menumpuk tepat didada nya. "Tuhan,  Aku berharap, ia baik-baik saja" ucapnya dan bergegas menuju wastafel mencuci muka, dan mengganti baju dengan pakaian olahraga. Entah kenapa, ia tak pernah berolahraga namun sekarang ia ingin melupakan kejadian yang terus menggerogoti otaknya. pukul 4 subuh, menatap langit yang tampak gelap, Mariana mengunci pintu dan mulai berlari pagi menuju sungai Tiber. Mendengarkan music menggunakan  earphone dan menatap orang-orang yang tampak mulai menjalankan aktivitas. satu jam berlalu, Mariana kembali kerumahnya namun ia menemukan toko penjual bunga membuatnya tertarik untuk membeli mempercantik rumahnya. menawarkan harga dengan murah, ia mendapatkan bunga unik berwarna putih dengan tangkai panjang, Ammi namanya. Dan toko itu akan menjadi tempat langganannya membeli bunga. Ia bergegas pulang,memasak makanan dengan membutuhkan waktu 10 menit dan bersiap mandi. memakai polesan makeup natural dengan lipstik merah menggoda, dengan memakai little black dress membuat kakinya terlihat jenjang. Mariana bergegas memakan sarapan roti bakar dan telur orak arik ditambah dengan kopi buatannya sendiri. Dan iapun bergegas menggunakan trem menuju kantor dimana ia akan memulai menggapai impiannya.                                                                                     *** D'ZalanS Crop, Hentakan High Heels terdengar, Mariana berlenggak lenggok dengan percaya diri dan sesekali ia tersenyum ramah terhadap rekan kerjanya yang berpapasan dengan dirinya. " Huh, Mariana semangat" ucapnya dan masuk kedalam salah satu ruang dan mulai menatap layar monitor miliknya ditemanin dengan seorang wanita yang memandu dirinya. Sibuk dengan pekerjaannya, hingga ia tak sadar waktu menunjukkan pukul 7 malam, ia bergegas mematikan, membereskan mejanya dan pulang. menatap jalanan yang padat dan udara malam yang sangat dingin, Mariana bergegas menuju rumah Marko dengan membawa  buah tangan. satu jam kemudian, Mariana sampai didepan pintu rumah minimalis nan indah itu sambil memencet bell. Seorang pria membukakan pintu untuknya dengan senyum mengembang. " hai, ayo masuk" ucapnya dan Mariana tersenyum hangat. semua keluarga berkumpul dimeja makan dan menatap Mariana dengan senyum hangat mereka, " Halo" ucap Mariana membuat mereka menyambut dirinya hangat. Hingga perbincangan dimulai, gelak tawa yang menggelegar membuat Mariana seakan-akan meluoakan kerinduannya pada keluarga dan juga pria itu. Hingga mendapat teman yang merupakan sepupu dari Marko, Alessia namannya. " Apa kau pacar kakak ku?" tanya gadis itu dengan to the point membuat Marko harus melempar benda yang ada di dekatnya, dan ia hanya tersenyum dan mengingat keluargannya. " No, hanya   berteman dengannya" jawab Mariana membuat kerutan didahinya muncul, " Really? kasihan kakak ku yang terus jomblo.hahahah" teriaknya membuat siapun tertawa . " Dan kau pun sama!" teriak Marko lagi yang tak mau kalah sedangkan Mariana hanya tersenyum . " Kita akan menjadi teman, berikan nomor mu" ucap Alessia dan Mariana tersenyum sambil memberikan handphone genggamnya kepada gadis itu. " sudah ku simpan, aku siap membantu dan memberantakin isi rumah mu" ucap gadis itu dengan ceria sedangkan Marko hanya memutar kedua bola matanya jengah dengan sikap bar-bar adik sepupunya itu. " Tentu saja" jawab Mariana sambil tersenyum dan gadis itu menghilang layaknya ditelan bumi meninggalkan Marko dan Mariana sendirian. " Bagaimana dengan hari pertama mu bekerja?" tanya Marko memecah keheningan. " Aku menyukai teman rekan kerjaku, dan tentu saja sibuk sekaligus bahagia" jawab Mariana. " Dunia kerja memang penuh dengan kesibukan, dimana tubuh mu akan encok dan pikiranmu menjadi lelah, namun hal yang terbahagia adalah mendapatkan gaji" ucap Marko dan Mariana tersenyum menyetujui . " Apa kau akan melanjutkan kuliahmu lagi? " " Aku sedang mencari kampus yang sesuai dengan pekerjaan yang kuambil" " Dikampus ku ada, coba saja kau mendaftar disana" usul Marko. " Fine, temanku telah memberi ku sebuah solusi dan aku menyetujuinya, Terima kasih " Ucap Mariana dengan senyum tulus hingga Alessia kembali membuat ribut membuat Mariana tak  berhenti tertawa. Serius dengan perbicangan mereka, Mariana tersadar ketika ia melihat jam diarloji miliknya. " Sudah pukul 10 aku harus pulang " ucap Mariana membuat kedua adik dan kakak itu menatap dirinya. " Baiklah, wanita tak boleh pulang sendirian . Maka aku akan mengantar mu" ucap Alessia . " Dan kau pun wanita " balas Marko membuat Alessia menyengir tanpa dosa. " Aku akan mengantar Mariana, dan kau mengikuti kami " membuat Marko harus menepuk jidatnya pelan. " Ayo" ucap gadis itu sambil menarik tangan Mariana dengan cepat. setelah berpamitan dengan keluarga Marko, Mariana memakai sebuah hel bertuliskan Bi**h membuatnya harus menahan senyum . Menaiki sebuah motor Bimota, Mariana harus menahan takut bahkan beberapa kali ia hampir terjungkai kebelakang dan memegang erat tubuh tinggi langsing Alessia. satu kata " Brutal" teriaknya di jalanan padat itu . Hingga tak lama ia harus tersenyum puas ketika sampai dirumah dengan keadaan selamat. " terima kasih " ucap Mariana  membuat Alessia harus tertawa terbahak-bahak ketika menatap wajah Mariana pucat pasih. " kau takut?" tanya gadis brutal itu.Dan Mariana mengganguk, jujur. " Itulah Alessia, padahal aku ingin menawarkanmu denganku hingga gadis bar-bar ini menarik mu dengan kencang " ucap Marko dibelakang mereka. Dan Mariana menimpali senyum , " apa kalian ingin mampir dulu?" dan mereka berdua pun menolak untuk pulang cepat, alasannya cuman satu untuk balapan liar. " Alessia, aku berharap kau menginap dirumah ku " ucap Mariana membuat gadis itu mengangguk cepat sedangkan Marko hanya tersenyum. Mariana menatap kepergian kedua teman barunya, dan ia pun  bergegas masuk kedalam rumahnya yang tertara rapi . Satu kata kesepian yang ia rasakan, bahkan ia berharap mimpi buruk ataupun air mata kembali keluar namun semua itu hanya harapannya saja,karena setelah itu ia kembali menangis dan berakhir mimpi buruk.                Menutupi kesedihan dengan berpura-pura bahagia juga menguras tenaga dan baru dua hari ia                                                 berada di italia, harus menahan penderitaan ini                                                                                     *** beda hal dengan seorang pria yang harus terbaring di ruang ICU, Marlon Teixera namanya. Bahkan 4R setia menunggu nya untuk sadar sedangkan keluarganya yang lain tak datang menjenguknya karena dirahasiakan. " i want you back" dan air mata itupun jatuh dipipi tirus seorang Marlon Teixeria. " Aku yakin kau kuat, dan akan mewujudkan mimpi mu. Tenanglah akan aku cari gadis nakal itu" bisik Sean sambil menggenggam tangan Marlon yang tak berdaya. " awas saja, jika kau ketemu. Akan kuhukum kau, gadis nakal!" ucap Sean dan berlalu pergi meninggalkan ketiga saudaranya yang tampak bingung. Sampai disini dulu ya, semoga kalian suka. Part ini kebanyakan tentang Mariana yang baru memulai kehidupannya di Italia. Part  selanjutnya Author janji  akan memperbanyak Mariana dan Marlon. ikuti terus ya, jangan pernah bosan. thanks you All.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD