D U A B E L A S

1669 Words
       Di ruang tengah apartemen nya, malam ini Nabilla dan Briyan tengah menemani Raffa bermain. Raffa semakin aktif, seperti merangkak dan mulai berdiri meski dengan bantuan sofa atau pun meja. "Raffa sini sayang jangan kesitu." Teriak Nabilla memperingatkan Raffa yang merangkak menuju dapur untuk mengikuti Briyan. Raffa berhenti sebentar dan nenengok ke arah Nabilla sambil geleng-geleng dan mencebikan mulutnya lucu. "Briyan lo ngapain sih? Raffa ngikutin lo tuh!" Teriak Nabilla. "Ambil minum." Setelah itu Briyan keluar dari dapur dan menghampiri Raffa yang terus merangkak dan mengangkatnya. "Raffa kenapa ngikutin papa? Hmm?" Tanya nya sambil menciumi permukaan wajah Raffa. Raffa yang merasa kegelian terus tertawa dan memukuli wajah Briyan dengan tangan mungilnya. Setelah itu Briyan membawa Raffa kembali menghampiri Nabilla yang sedang duduk di sofa sambil menonton acara favoritnya. Briyan memangku Raffa di samping Nabilla namun Raffa meronta untuk minta di turunkan.  "Raffa duduk sini aja ya." Bujuk Briyan pada Raffa yang terus meronta. "Aaa. . Papapa." Ucap Raffa dengan bahasa bayinya karena Ia ingin segera di turunkan. "Udah turunin aja, mau nangis tuh." Ucap Nabilla saat melihat Raffa yang hampir menangis. Akhirnya Briyan menurunkan Raffa. Raffa yang sudah mulai aktif pun merangkak kesana kemari dan kadan juga berdiri-berdiri terus terduduk kembali, namun ia tak patah semangat dan terus mencobanya lagi. Nabilla juga Briyan hanya mengawasi nya dari sofa. "Raffa jangan kesitu, nanti kepala kamu kebe—" belum selesai Nabilla berucap kepala Raffa sudah kebentur terlebih dahulu meja kecil yang ada di depannya. Tangis Raffa pun pecah. Nabilla segera menghampiri Raffa dan mengangkat tubuh Raffa dan mengelus kepala Raffa yang terbentur meja. "Kenapa Bill?" Tanya Briyan saat ia baru keluar dari kamarnya mengambil laptop. "Kebentur meja." Jawab nya sambil menenang kan Raffa yang masih terisak dalam gendongan nya. "Gue ambilin susunya dulu." Briyan segera kembali lagi ke kamarnya untuk mengambil kan s**u untuk Raffa. "Nih susunya." Ucap Briyan sambil menyerahkan dot s**u milik Raffa. Nabilla segera memberikan dot s**u ke mulut Raffa langsung membuat Raffa tenang.  Setelah itu mereka duduk kembali di sofa dengan Nabilla memangku Raffa yang sudah berangsur tenang. "Bill" Panggil Briyan. Setelah sekian lama keadaan hening tak ada yang membuka suara. "Ya?" Nabilla menoleh pada Briyan yang sedang duduk di sampingnya sambil menyenderkan punggungnya. "Gue mau nanya." "Tanya aja, tumben mau nanya pakek minta izin dulu." "Emm— Lo nganggep pernikahan kita ini apa?" Tanya Briyan degan nada sedikit ragu. Entah apa yang membuat mulut nya sampai bisa tiba-tiba bertanya seperti itu. "Em—kenapa?" Nabilla sendiri pun juga bingung ingin menjawab apa. Selama ini ia hanya mengikuti alur yang berjalan. "Ya nggak papa sih. Tapi gue harap lo serius sama pernikahan ini, meski pun nggak ada cinta di antara kita. Bagi gue cukup sekali nikah seumur hidup." Nabilla sedikit tertegun mendengar ucapan Briyan, ia kira Briyan akan meminta cerai sewaktu-waktu saat diri nya telah menemukan wanita lain yang begitu ia cintai.  Nabilla hanya mengangguk kan kepala nya dan tersenyum "Btw, gue bawa Raffa jalan-jalan keluar ya keliling apartemen bosen di dalem." Sebenar nya ini hanya alibi nya saja untuk menghindari Briyan, karena tiba-tiba ia merasa sedikit canggung dengan nya.  Briyan pun mengangguk kan kepala nya. "Eh Bill gue ikut" Ucap Briyan mehentikan langkah Nabilla. "Lo kan lagi belajar." "Nggak papa, sekalian kita cari makan ya gue laper." Ucap nya sambil mengambil kunci mobil. "Kok bawa mobil? Emang mau kemana?" "Malam mingguan." Bisik nya membuat Nabilla tertawa. Ternyata Briyan masih ingat dengan malam minggu. ****          Matahari telah menampak kan sinar nya, Briyan mau pun Nabilla masih sama-sama terlelap di atas ranjang nya. Sedangkan kedua sahabat Briyan, yaitu Tommy dan Jarry berencana untuk mengunjungi apartemen Briyan tanpa meminta izin atau menghubungi nya terlebih dulu, karena setiap hari minggu Briyan selalu menginap di apartemen nya. Kini mereka berdua telah berada di depan pintu apartemennya Briyan, mereka segera memasukkan password yang sudah mereka hafal di luar kepala yaitu tanggal pernikahan mami dan papi nya. Setelah pintu terbuka mereka segera memasuki apartemen Briyan yang masih tampak sepi. "Ni orang kemana? Sepi banget biasanya tiap minggu di sini." Ucap Tommy sambil mencari-cari Briyan. "Alah, palingan masih molor tu bocah." "Iya kali samperin yuk." Ajak Tommy setelah itu mereka menuju kamar Briyan. Mereka membuka pintu kamar Briyan yang tidak terkunci. Betapa terkejutnya mereka saat mereka melihat Nabilla tertidur bersama dengan Briyan di ranjang yang sama. Karena memang mereka belum tau status mereka saat ini. "Tom-Tommy itu beneran si Nabilla kan? Gila-gila gue nggak nyangka, Briyan udah berani tidur seranjang." Jerry merasa terkejut saat melihat Nabilla tertidur di sana. "Bener Jer, gila si Briyan. Padahal tuh anak paling alim sendiri. "Ucap Tomi sambil bengong melihat Briyan dengan Nabilla. Namun mereka belum menyadari ada nya Raffa di tengah-tengah mereka. Setelah itu mereka memutuskan untuk keluar dari kamar Briyan dan menunggu mereka terbangun sambil menonton TV. Briyan dan Nabilla merasa terusik tidurnya karena silau sinar matahari yang masuk dari celah-celah jendela kamarnya. "Bil udah jam berapa?" Tanya Briyan dengan mata yang masih tertutup. "Nggak tau, pokoknya udah siang." Jawab Nabilla asal. Briyan bangun dari tidurnya dan menguap lebar. "Tumben mau bangun lo, biasanya molor mulu." "Haus mau minum." Ucap Briyan setelah itu berjalan keluar dari kamar. Ia berjalan menuju dapur nya melewati ruang tengah ia di kejutkan dengan dua makhluk yang tengah terduduk di sofa dengan pandangan mengintimigasi pada nya. "Astaufirullah."  Ucap nya kaget melihat Tommy dan Jerry. "Gue nggak nyangka sama lo Yan." Tommy tampak menggelengkan kepala nya. Briyan hanya berdiri kikuk, ia telah tertangkap basah tertidur seranjang bersama Nabilla dan ia harus siap menjelaskan apa satatus nya saat ini kepada dua sahaban nya itu. "Lo beneran udah gila, berani-beraninya lo tidur sekamar bahkan seranjang sama cewek lo, bukan muhrim Yan inget. Biasanya aja lo yang selalu nasehatin gue, tapi sekarang lo lebih parah." Ucap Jerry panjang. "Lo udah ngapain aja sama si Nabilla??" "Gini ya sebelum kalian salah paham, se-sebenarnya gue aduh!" Briyan nampak bingung menjelas kan pada mereka berdua. Namun sebelum Briyan melanjut kan penjlasan nya, Nabilla telah terlebih dulu muncul dengan Raffa yang berada di gendongan nya. "Loh ka-kalian." Ucap Nabilla kaget dengan kedatangan Tommy dan juga Jerry. "Sebenarnya ada apa sih dengan kalian? Terus ini lagi, siapa anak kecil itu? Adik lo? Nggak mungkin banget. Adik Nabilla? Pasti bukan. Terus anak siapa?" Tanya Jerry bertubi-tubi. "Anak gue." Ucap Briyan mencoba setenang mungkin. Nabilla langsung menatap Briyan tajam. Karena dengan seenaknya membuka rahasia mereka. Tommy dan Juga Jerry serempak tertawa kencang mendengar jawaban Briyan yang begitu tidak masuk akal bagi nya. "Apa Yan? Nggak salah denger kan gue ngaco aja deh lo." "Nggak." "Terus anak siapa yang lo buntingin? Anak sapi? Perasaan baru kemaren-kemarin aja lo sama Nabilla jadian." Tanya Jerry "Dan berartiii. . . Lo berdua selingkuh!!" Tuduh Jerry tak masuk akak. "Tuh mulut mita di tampol ya!" Ucap Briyan jengkel. "Lha itu buktinya udah bobo berdua di ranjang" "Asal lo berdua tau. Gue Briyan yang katanya sahabat lo itu udah nikah dengan Nabilla sebulan yang lalu. Dan sekarang gue udah punya anak, tapi anak angkat! Jelas!" Jelas Briyan membuat kedua sahabat nya mlongo seketika. "Briyan, candaan lo nggak lucu sumpah." Ucap jerry masih tak percaya. "Emangnya gue pernah gitu Bercanda?." Tanya Briyan. Mereka berdua serempak langsung menggeleng. "Sini Raffa nya lo siapin sarapan aja. Jangan peduliin dua makhluk astral ini." Setelah itu Briyan mengambil alih Raffa dari gendongan Nabilla. SedangkanNabilla langsung menuju ke dapur mengikuti ucapan Briyan. "Ini beneran anak lo?" Tanya Jerry pada Briyan yang sudah ikutan duduk di sofa. "Hmm" Jawabnya singkat karena ia sedang sibuk menciumi wajah Raffa yang masih terlihat mengantuk. "Lucu juga anak lo. Tapi beneran nih lo berdua udah married?" Tommy masih ragu dengan hubungan Briyan dan Nabilla saat ini. "Lo tanya gitu lagi gue depak sumpah. Kalau gue udah bilang iya ya iya, gila apa gue belum nikah tinggal satu rumah." " Hehe. . Iya Yan percaya." Tommy cengenhesan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena malu. Setelah itu mereka bercanda dan menggoda Raffa, karena menurut mereka Raffa itu imut dan lucu. "Sono lo jauh-jauh entar anak gue ketularan playboy kayak lo!" Briyan mendorong wajah Jerry menjauh dari Rafa, karena sedari tadi terus menciumi pipi Raffa gemas. "Idihh apa hubungannya" "Soal nya virus lo nyebar!" Tommy yang mendengar ucapan Briyan tak kuat menhan tawanya. "Eh lo semua mau sarapan nggaak?" Tanya Nabilla yang baru menyelesaikan membuat sarapan. "Ya mau lahh." Jawab Tommy dan Jerry dengan semangat nya. "Lo berdua mah apa aja mau." Cibir Briyan. Setelah itu mereka berdua menuju meja makan terlebih dahulu. "Sini Raffanya biar gue mandiin dulu." Nabilla mengambil alih Raffa dari gendongan Briyan. "Emang lo nggak sarapan dulu?" Tanya Briyan. "Nanti aja sama nyuapin Raffa, lo makan dulu aja." Ucap Nabilla setelah itu ia menuju kamarnya untuk memandikan Raffa. Setelah ia selesai mandi dan memandikan Raffa ia keluar dari kamarnya. Ia kaget melihat bungkus snak di mana-mana dan bantal sofa yang telah tidak berada di tempatnya lagi. Mereka semua pun tidak mennyadari kedatangan Nabilla dengan wajah garangnya. "Heh!! Baru juga di tinggal belum aja sejam ini rumah udah kayak kapal pecah!" Ucap Nabilla kesal. Jerry dan Tommy langsung menghentikan permainan PS nya dan menoleh ke sumber suara. Sedangkan Briyan tetap santai tiduran di sofa dan memainkan handphonenya. "Ini mah bukan gue Bill suer deh gue orang nya bersih nggak jorok." Ucap Tommy sambil mengacungkan dua jarinya. "Apa lagi gue, gue cintaaaaaaa kebersihan karena kebersihan sebagian dari iman" Jawab Jerry semakin membuat Nabilla murka. "Kalau bukan lo berdua siapa lagi?!" "Tuh." Tunjuk mereka berdua pada Briyan yang masih stay pada posisi nya saat ini. "Apa!! Gue tonjok juga lo. Yang makan situ yang di tuduh sini." Ucap Briyan tak terima. "t*i sumpah lo semua!" Ucap Nabilla kesal dan langsung memunguti bungkus snack dan menata bantalan sofa. "Nih, lo ajak Raffa dulu." "Papapa. ." Ucap Raffa girang sambil bertepu tangan nya menyambut uluran tangan Briyan. "Istri idaman." Gumam Jerry sambil mengamati Nabilla yang sedang bekerja. "Ya jelas dong." Ucap Briyan sombong. "Eh yan, gue mau tanya deh." "Apa?" "Lo berdua kan nikah karena perjodohan, udah ada perasaan belum?" Tanya Tommy pelan. "Entah lah." Jawab Briyan. Ia sendiri pun hanya menikmati alur pernikahan ini. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD