S A T U

1843 Words
       Cafe Kamboja, Tempat dimana kedua keluarga tengah berkumpul dan merundingkan sesuatu yang sangat penting untuk anak-anak mereka. "Jadi bagaimana, aku sudah setuju,"ucap wanita parah baya yang masih sangat ketara paras cantiknya. "Oke, aku dan istriku juga sudah setuju,"jawab pria yang umurnya tak jauh dari wanita di depannya. "Jadi sekarang kita tinggal atur pertemuan mereka dulu." "Jangan dulu Det, aku tau kalau Nabilla sangat tidak menyukai Briyan, begitupun Briyan yang juga tidak begitu menyukai Nabilla. bagaimana kalau mereka menolak nya dan berbuat yang tidak-tidak agar perjodohan yang kita rencana kan ini gagal?" Mereka semua manggut-manggut mendengar penuturan Renata.Rencana mereka harus matang terlebih dahulu agar hal yang tak diinginkan bisa diantisipasi. "kita harus bikin mereka menyetujui perjodohan ini," ucap Riyan setelah sekian lama diam. Dan yaa... Mereka adalah kedua orang tua yang ingin menjodohkan Briyan dan Nabilla, sepasang anak manusia yang tak akan bisa menyatu. Sebelumnya mereka sudah memikirkan masak-masak masalah perjodohan ini karena ada alasan teesendiri mengapa merekamemutuskanuntuk menjodohkan mereka. "Untuk urusan Nabilla biar aku yang urus,"ucap Renata. "Dan untuk rencana selanjutnya kita bicarakan nanti,"lanjutnya lagi. "Oke kalau udah berhasil cepet kasih kabar,"ucap Deta. "Tenang Det, pasti aku kabarin. Yaudah aku pulang dulu, yuk Pa." Pamit Renata.  Setelah itu mereka saling berjabat tangan dan meninggalkan resto itu. ****       Gadis cantik berambut panjang masuk ke dalam rumah nya masih dengan seragam putih abu-abu dengan perasaan dongkol. Sepanjang jalan tak ada henti-hentinya mulutitumendumel tidak jelas. "Dasar cowok tengil, sok kegantengan, sok cool!! Ihh mentang-mentang anak ketua yayasan sama mantan ketua Osis aja bisa seenak nya gitu! Hello gue juga bisa kelezz,"dumel nya yang tak ada habisnya. Ia membuka lemari es dan langsung mengambil minuman dingin dan menegak nya sampai habis. Kerongkongan yang sebelum nya kering kini kembali segar. Setelah itu ia berjalan kembali menghampiri Mamanya yang tengah duduk di sofa ruang tengah dan melanjutkan lagi sumpah serpah dan omelannya. Sang mama yang sedari tadi mendengarkan omelan anak perempuannya merasa jengah sendiri.Bayangkan saja, dari sekolah sampai rumah ia mendengar sumpah serpah untuk orang yang ia tidak tau siapa itu. Di tanya gak jawab suruh diam malah tambah ngoceh. Ini juga salah satu salahnya, saat hamil anaknya dulu ia ngidam pengen pelihara burung beo yang suka ngoceh, jadi sekarang anaknya ikutan suka ngoceh kayak burung beo. "Kamu kenapa sih Bill ngoceh mulu dari tadi, panas kuping mama denger kamu ngoceh terus." "Ihh Mama aku tadi kan udah bilang, Billa lagi kesell banget sama tuh anak sok ganteng tapi emang ganteng, sok keren tapi emang keren, sok cool lagi!!" Ucapnya yang tetap membawa-bawa kata 'sok ganteng, sok keren, dan sok cool.'  andalannya. "Emang ada masalah apa sih Bill sampai-sampai kamu marah kayak gitu?" Tanya Mamanya lembut. Dengan penuh amarah dan kekesalan Nabilla menceritakan kejadian saat ia mencoba aksi pembolosan sampai ia di suruh besihin toilet terkotor sepanjang masa dan berakir di jemur di lapangan dengan satu kaki di angkat dan kedua tangan menjewer telinganya seperti hukuman anak SD dan itu membuatnya kesal setengah mati. Mamanya sempat tertawa mendengar penjelasan Nabilla tentang hukumannya yang konyol itu."Salah kamu juga sih, siapa suruh bolos." "Yaampun ma, mau jadi apa Billa kalau terus ikut pelajaran si botak plontos menyebalkan itu!"ucap Nabilla sambil memukul-mukul bantal sofa di pangkuannya. "Heh gak boleh jelek-jelekin guru di belakang gitu." Peringat mama nya sambil terkekeh. "Eleh kaya kamu gak pernah aja dulu,"cibir Karren yang tiba-tiba muncul dan duduk di samping istrinya."Asal kamu tau Bill, Mama kamu itu dulu waktu SMA tuh tomboy, bandelnya gak ketulungan, dan yang paling Papa inget sampai sekarang... " Karren menggantungkan ucapannya membuat Nabilla semakin penasaran. "Apa pa?" tanya Nabilla mulai penasaran. "Papa pernah di hajar sama Mama kamu sampai opname 1 minggu!" Nabilla dibuat memenganga lebar karena ucapan Papanya. Sedangkan Renata sudah memasang  wajah garang karena suami tercinta sudah buka kartu di depan anaknya. "WOW emejing!"ucap Nabilla takjub, dengan kekuatan super,Mamanya  sampai bisa memasuk kan Papanya ke rumah sakit. Mamayang kini terlihat lugu, anggun, serta lemah lembut dulu nya pernah jadi preman pasar. Eh, nggak deng maksudnya preman sekolah. "PAPA!!"pekik Renata sambil memukuli suaminya dengan bantal sofa. "Aw... aw... aw ampun ma!"rintihnya kesakitan sambil menahan pukulan Renata yang bertubi-tubi. Nabilla yang menyaksikan mama dan papa hanya terkikik geli. Bahkan seklibat bayangan tentang masa depan tiba-tiba terlintas di benaknya. Bagaimana kah keluarga kecilnya nanti. Bayangan memiliki suami yang baik dan perhatian, anak yang lucu-lucu betapa indahnya rumah tangganya nanti. Tuk!! Bayangan nya buyar seketika karena pukulan majalah mendarat di kepalanya. "Aw ... sakit Ma." Nabilla mengusap-usap kepalanya yang sudah di timpuk mama nya tadi. "Makanya jangan ngelamun aja!"gertak Mama. "Abisnya Mama sibuk sendiri sama Papa." Nabilla mencabik kan mulutnyakesal. "Suka-suka dong," sahut Papa. "Gak asik!" Setelah itu suasana menjadi hening seketika tak ada obrolan yang terjadi di antara mereka. "Bill kamu udah punya pacar?"tanya papa tiba-tiba. Nabilla mengerutkan kening nya, tumben sekali papa nya membahas soal itu. "Tumben nanya soal gituan Pa,kenapa emang?" "Papa cuma nanya, btw kamu jangan pacar-pacaran dulu, kamu itu anak perempuan satu-satunya, jangan sampai salah pergaulan atau  sampai ngelakuin hal sampai di luar batas." Ceramah Papa yang hanya di tanggapi dengan anggukan saja. Begini lah kalau Papa sudah ceramah, akan panjang kalau tidak segera di henti kan. Namun, dalam hatinya ia merasa sangat lega karena papanya tidak mengetahui tentang hubungannya dengan Adam yang sempat terjalin. Tapi ia tidak memikirkan hubungannya dengan Adam dulu. Toh, dulu ia menerima Adam hanya karena dasar kasihan bukan cinta. Cinta? Bahkan Nabilla tak paham apa itu cinta, merasakannya saja ia belum pernah.Ia terlalu cuek tentang hidupnya, tujuan hidup nya hanya untuk bersenang senang tanpa campur tangan cinta yang mematikan.  Cinta memang kuat, ajaib dan super emejing, karena Cinta orang bisa gila, orang bisa bunuh diri dan orang bisa mati! Namun hakikatnya setiap manusia tetap membutuh kan cinta dalam hidupnya, tanpa cinta hidup tampak hampa dan kelabu, karena cinta lah yang membawa kita ke dunia penuh keramaian dan penuh warna. "Iya Papa anak mu yang cantik jelita seantero Asia ini mengerti." "Jangan iya-iya aja! Papa gak mau kalau kamu sampai rusak karena pergaulan, Papa tau kamu itu mudah sekali bergaul dengan siapa saja!"ucap Karren was-was karena anaknya yang sangat mudah bergaul. Ia takut kalau anaknya terjerat era globalisasi yang sungguh miris. "Yaampun Papa ku yang gantengnya di bawah Zayn Malik, Billa gak pernah aneh-aneh kali palingan juga cuma nongki-nongki cantik sama si duo duagong." "Duo dugong?"tanya Karren dan Renata berbarengan. "Duo dugong itu si Soffi sama Dilla, soalnya duo anggrek udah ada, duo srigala udah ada, trio macan udah ada, trio wek-wek udah ada. Emm...  Apa lagi ya? Setau Billa sih gitu, eh tapi Duo Mantan juga bagus." Setelah itu tawanya langsung pecah. Sedangkan Karren dan Renata hanya menap Nabilla aneh sambil menyilangkan jari telunjuk nya di dahinya. "Garing!"ucap Karren dan Renata kompak. Tawa Nabilla seketika berhenti dan menatap mama dan papa nya dengan tatapan malas."Sekali-kali kek nyenengin hati anaknya, pura-pura lucu gitu." "Hahaha... Lucu lucu lucu!" "Gak lucu!" Nabilla langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. "Billa mau kemana, hey,Papa mau ngomong!" Panggil Karren. "Billa ngantuk nanti aja ya pa, LOVE YOU." Setelah itu ia langsung berlari ke kamarnya. *****      Saat makan malam tiba semua berkumpul di meja makanya. Nabilla menatap bingung makanan yang tersedia begitu banyak di meja. Padahal biasanya tidak sebanyak ini. "Ma tumben banyak banget makanannya?"tanya Nabilla bingung melihat makanan terhidang banyak dan bermacam-macam di meja makan nya. "Nanti ada temen mama sama papa dateng. Kamu ganti baju gih, masa mau pakek baju kaya gitu." Ucap Renata sambil menata meja makannya lebih rapi lagi. Saat ini Nabilla hanya memakai kaos oblong putih dan celana  pendek hitam di atas lutut, Pakaian santai di rumah."Males ah Ma, paling abis makan aku langsung pergi." "Serah kamu tapi jangan salahin Mama kalau kamu sampai malu." Setelah itu Renata beranjak menuju dapurnya lagi untuk membantu mbak Murni membereskan peralatan masaknya tadi.        Sudah hampir 15 menit Nabilla menunggu teman Mama dan Papanya yang tak kunjung datang. Padahal perut nya sedari tadi susah koar-koar minta di isi dengan makanan lezat yang sudah berada di depan matanya. "Ma, aku makan duluan ya, laperrrr..., "rengek nya sambil mengutuk-ngetuk sendok di piring nya sehingga menimbulkan suara yang gaduh. "Kamu yang sabar dong, bentar lagi dateng kok." Dan benar, tak lama kemudian Papa nya datang dari arah depan bersama dengan kedua teman mereka, laki-laki dan perempuan sebaya dengan dirinya. Raut wajah bahagia tercetak di wajah mereka. Nabilla masih menunduk bosan sambil memainkan sendok dan garpunya yang berada di atas piring tanpa melihat siapa teman Mama dan Papanya. "Nabilla!" Nabilla yang merasa terpanggil langsung mendongak kan kepalanya dan melihat siapa teman orang tuanya.Betapa terkejutnya ia saat mendapati ketua yayasan sekolah nya berada di depannya. "Bu... Bu, Det... ta?"ucapnya gelagapan karena kedatangan ketua Yayasan nya di sekolah. Nabilla langsung berdiri dari duduknya dan langsung menyalami Deta dan suaminya. "Aduh maaf bu baju saya kurang sopan gini,"ucap Nabilla malu-malu serta merasa salah tingkah membuat Renata menahan tawanya. "Nggak apa-apa Billa gini aja tetap cantik kok," ucap Deta membuat Nabilla malu-malu meong dan menundukkan kepalanya. "Yaudah Yan, Det, silahkan duduk kita makan malam,"ucap Karren mempersilahkan Riyan dan juga Deta. Setelah itu mereka menyantap makanan malamnya dengan hening. Nabilla yang biasanya makan dengan seenaknya sediri sekarang ia menjadi anteng memakan makanannya dan tidak kebanyakan tingkah polah karena ia harus menjaga image di depan ketua Yayasannya. Setelah selesai makan, Nabilla tidak langsung pergi meninggalkan meja makanya.Ia memilih tetap tinggal dan mendengarkan obrolan mereka. Meskipun ia tidak tau mereka membicarakan apa. "Anak kamu mana Det kok nggak di ajak sekalian?"tanya Renata tiba-tiba. Nabilla memutar bola matanya malas mendengar mamanya menanyakan si songong itu. "Biasa lah Re mana mau dia ikut pergi kalau aku nggak melas-melas dulu,"jawab Deta diiringi kekehan nya. "Oh iya Bill besok kamu bisa nggak ke rumah tante mumpung besok libur nanti biar Briyan yang jemput kamu sekalian perkenalan gitu biar kalian lebih dekat soalnya Briyan tuh gak punya temen lain selain Tom and Jerry kesayangannya itu." Nabilla membulatkan matanya karena ucapan Deta. Bisa gila dia masuk ke kandang musuh, apalagi Deta bilang kalau Briyan yang akan menjemputnya nanti. Double shitt!! "Gimana ya bu, bukannya saya menolak tapi saya ada banyak tugas dan harus segera di kumpul kan." Nabilla berbicara jujur kali ini, memang benar ia ada banyak tugas fisika karena sudah beberapa pertemuan ia membolos dan tidak mengumpul kan tugas tersebut. "Billa kalau sedang berada di luar sekolah jangan panggil 'ibu' panggil tante aja biar lebih akrab dan tidak terlalu formal,"ucap Deta. "Iya tante." Jawab Nabilla sedikit sungkan. "Ya bagus dong kalau kamu lagi ada tugas, kalian bisa belajar bareng di rumah." Deta terus berusa mendekat kan Nabilla dengan Briyan. Nabilla terdiam memikirkan jawaban, sebenarnya ia ingin menolak tapi ia tidak enak dengan Deta. "Diam berarti iya, Yaudah besok Briyan jemput kamu jam 8 ya." Ucap Deta akhirnya. Nabilla pun hanya bisa mengangguk lemas. "Yaudah Re kita pamit ya udah malem juga. Yuk pa." Pamit Deta. "Iya Det sering-sering main kesini ya." "Pasti lah." Setelah itu mereka cepika-cepiki sebagai tanda perpisahan. Mama dan papa nya mengantar kan sampai ke luar rumah, sedangkan Nabilla langsung berjalan menuju kamarnya dan langsung tidur. Ia harus menyiapkan diri untuk bertemu dengan si songong besok. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD