23

1234 Words

POV Satria Aku mencium keningnya, mengusap pipinya dengan lembut lalu keluar kamar sambil bersiul-siul penuh kegembiraan. Lebih baik segera mandi, salat magrib, setelah itu mainan dengan anak-anak, malam dengan ibunya. Membayangkannya membuat suasana hatiku jadi baik, sungguh tidak sabar rasanya ingin segera olahraga dengan Nina. Lagi-lagi aku tersenyum lebar. Namun, alangkah terkejutnya aku setelah selesai mandi juga salat, pintu kamar di kunci rapat dari dalam. "Sayang, kenapa pintunya dikunci lagi? Ini mas mau masuk." Tok tok tok. Kuketuk perlahan. "Mas tidur aja di luar!" sahutnya dari dalam. Di luar? Yang benar saja. "Kita kan mau olahraga, Sayang, bagaimana bisa kalau pintunya ditutup?" "Ya biarin aja! Aku masih kesel sama Mas!" "Bisa-bisanya mas nuduh aku masih suka sama Zak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD