Seminggu setelah itu, Virly tidak pernah bertemu lagi dengan Dylan. Laki-laki itu sudah menyerah, ia tidak lagi menunggu Virly di depan rumahnya. Tidak lagi menghentikan langkah Virly ketika ia hendak berangkat ke kampus. Tetapi, itu membuat Virly tidak nyaman, ia ingin sekali bertemu dengan Dylan Tteapi ia takut, ia takut jika mereka bertemu lagi perasaannya semakin besar dan semakin susah ia untuk melupakan Dylan. Sementara itu, Dylan masih terkuak di dalam ruangannya. Tangannya memegang beberapa file, namun sorot matanya fokus pada layar monitor di depannya. Meski merasa lelah, ia tidak menghentikan aktivitasnya. Ia masih saja memaksakan dirinya pada pekerjaan. “Dylan, kapan kamu istirahat?” Ucap Mona tiba-tiba datang ke ruangan Dylan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu “Sebentar la
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books