Network Love - 54

1670 Words

Lia Air mataku menetes untuk ke sekian kalinya, merasa tak percaya kalau malaikat kecilku sudah lahir ke dunia dengan selamat dan sehat. Aku menunduk, mencium sekali lagi pipi mungil yang terasa sangat lembut ketika disentuh. Tadi, setelah Mas Aji membawaku ke rumah sakit, masih butuh beberapa jam sampai anak kami lahir. Aku masih ingat bagaimana detailnya. Semuanya, mulai dari rasa cemas, takut, bahkan juga rasa sakitnya. Akan tetapi, semua itu langsung terbayar, begitu aku mendengar suara tangisan bayi di ruang persalinan. Mas Aji yang menemaniku dari awal sampai akhir, langsung menangis dan menciumi pelipisku tanpa henti begitu anak kami lahir. Kami berdua menangis bersama, tetapi dengan perasaan yang sangat jauh berbeda dari tahun lalu. Kali ini tangisan kami adalah tangis bahagi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD