Pandangan Marissa masih terfokus pada satu objek, dia adalah Reyhan yang masih berdiri dengan sangat gagah di ambang pintu. Ada rasa gugup, juga grogi yang ternyata Marissa rasakan saat akhirnya bisa melihat laki-laki yang dua tahun ini mengisi tubuh dan hatinya. Ruangan itu kini hanya ada Reyhan dan Marissa karena baik Dewa ataupun Alea sudah memberi isyarat pada perawat dan dokter tersebut untuk memberi ruang pada pasangan suami istri itu. Pipi Marissa terlihat bersemu merah, degup jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya, entah bagaimana Marissa harus mengartikan perasaan itu, apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama, lebih tepatnya lagi, jatuh cinta pada laki-laki yang sudah menikahinya dua tahun silam namun baru kali ini melihat wujud nyata suaminya. Jika di h
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books


