Nolan membawanya berhenti di depan rumah dengan halaman yang lumayan luas untuk ukuran rumah sederhana di pinggiran kota. 
Sidney    turun lebih dulu tanpa menunggu Nolan, karena menurutnya bukan hal   yang  aneh jika memang benar itu adalah rumah orang tua Susan. Karena,   jika  ada orang yang harus menjaga sopan santun itu adalah Nolan, bukan    dirinya. 
Baru saja mereka sampai  di teras seorang wanita yang   baru membuka pintu itu langsung berjalan  untuk  memeluk Susan. Jelas   Sidney merasa canggung tapi dia ingat  sedang menjadi Susan dan wanita   ini adalah ibunya, tidak mungkin juga  Sidney menolak ciuman atau pelukan   meski jujur saja sangat aneh bagi  Sidney. 
"Terima kasih kau sudah berhasil membawa putri  keras kepala kami pulang, " katanya untuk Nolan. 
Saat itu Sidney hanya heran memang sudah berapa lama Susan tidak pulang tapi sepertinya dia tidak bisa juga bertanya. 
Mereka   ternyata sudah  menyiapkan makan malam sederhana yang di mulai dengan   doa yang di  pimpin oleh ayah Susan. Tiap kali rasanya sangat aneh bagi   Sidney,  entahlah mungkin karena dia tidak pernah tumbuh di dalam   keluarga yang  rajin berdoa, hingga makan pun harus berdoa dulu   bersama-sama. 
Ibu Susan juga kelihatan  sekali jika sangat   perhatian terhadap putrinya. Dia mengambilkan  semua makanan kesukaan   Susan di piring Sidney yang malah jadi bingung  bagaimana harus   memakannya. Sidney tidak bisa makan sembarangan  makanan, walaupun   sekarang dirinya berada di tubuh Susan tapi tetap  saja sugesti penolakan   itu rasanya tetap tidak bisa hilang. Rasanya  seperti fobia terhadap   makanan tertentu tapi kali ini Sidney  benar-benar tidak memiliki pilihan   dan terpaksa harus menelannya.
Sebenarnya Sidney adalah  orang   yang masa bodoh tapi sepertinya dia tidak bisa seperti itu kali  ini.   Mungkin sebenarnya Sidney juga menyukai orang tua Susan. Bukan  hanya   karena dia sendiri tidak pernah mendapat perhatian dari orang  tua, tapi   lebih karena sepertinya dia tahu jika Susan ternyata juga  adalah anak   yang sangat menyayangi orang tuanya. Karena itu rasanya  Sidney jadi   tidak bisa serta merta mengabaikannya begitu saja seperti  perkara yang   lain. Bayangkan saja bagaimana perasaan mereka jika  sampai tahu entah   sekarang putrinya  itu ada di mana. Kemarin Sidney  memang belum sempat   memikirkannya tapi sepertinya sekarang dirinya  jadi mulai ingin tahu. 
Sidney   memperhatikan  foto-foto Susan yang ditata rapi di sebuah lemari kaca.   Nampak di sana  berbagai foto Susan bersama orang tuanya dari masa ke   masa, bahkan  sejak Susan masih balita. Jelas sekali jika Susan memang   anak yang  cukup mendapat limpahan kasih sayang dan juga memang sudah   cantik  sejak dia masih anak-anak. Tipe anak yang ceria dan tidak malu   untuk  ber pose di depan kamera. Lantas apa salah jika tiba-tiba Sidney    merasa seperti merenggut putri mereka. Sidney hanya tidak ingin    memikirkannya karena bagaimanapun ini semua juga bukan maunya. 
Di perjalanan pulang tiba-tiba Sidney meminta Nolan untuk menghentikan mobilnya. 
"Kenapa? " tanya Nolan heran tapi dia tetap mengikuti perintah Susan. 
"Aku akan pulang sendiri!" tegas Sidney. 
"Aku semakin tidak mengerti denganmu, Susan!"
"Berhentilah mengunakan orang tuaku untuk mendukungmu."
"Apa maksudmu? "
"Bersikaplah   seperti  seorang pria!"___"Aku ingin kita putus dan jangan coba   melibatkan  siapapun karena ini murni keputusanku sendiri!" 
"Omong kosong!"  tolak Nolan masih tidak percaya. 
"Kau   bisa melihatku,  jika kau pikir aku sedang main-main!" Sidney sengaja   menatap Nolan dan  menantangnya dengan tatapan keji seorang Sidney   Parker.
"Aku serius, Susan, kita  sedang membicarakan hubungan   kita yang sudah dua tahun!" Nolan  sepertinya masih belum menyerah untuk   coba mengingatkan. 
"Aku lebih serius  darimu! dan mulai saat ini    jangan pernah coba menjemputku lagi! "  tegas Sidney yang kemudian   benar-benar turun dari mobil Nolan. 
"Kau mau ke mana? "
"Sudah kubilang aku akan pulang sendiri dan silahkan jika kau kesal dan ingin meninju dashboard mobilmu!"
Baru saja Nolan hampir melakukannya sampai Susan sudah mendahului mengejeknya. 
"Kau   boleh membenciku  karena itu akan jauh lebih sehat untukmu! "  tambah   Sidney yang  pastinya takpeduli sama sekali jika telah menghancurkan   hubungan 
Susan dan kekasihnya.