31. Mau Sampai Kapan, Kamu Menyembunyikan Identitasmu?

1058 Words

Air mengalir lembut dari keran marmer, jatuh mengenai kulit pucat Ophelia, membawa serta serpihan darah merah muda yang perlahan memudar di atas permukaan wastafel putih. Suara gemericiknya memecah kesunyian kamar mandi itu, begitu tenang, namun menyesakkan, seperti detik-detik sebelum badai datang kembali. Ophelia menatap aliran itu dalam diam. Luka di telapak tangannya cukup panjang tapi tidak begitu dalam akibat goresan pemotong kertas yang ia gunakan. Ia tersenyum samar, nyaris seperti orang yang baru menemukan rahasia kecil tentang dirinya sendiri. "Ternyata, kalau aku terluka, dia bisa segelisah itu," bisiknya, matanya menatap bayangan sendiri di permukaan air. "Lucu, ya? Dia bisa mencekikku tanpa ragu, tapi begitu darahku keluar karena tanganku sendiri, dia terlihat begitu khawa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD