81

1070 Words

“Aku tidak ingin dia kembali berharap hanya karna aku menungguinya di rumah sakit, dia harus belajar mengikhlaskan semua takdir ini,” jawab Ira menatap kosong ke depan. Alan meraih tubuh Ira ke dalam pelukannya, “Terima kasih sudah memilihku menjadi kekasihmu,” ucap Alan. Ira tersenyum, dia mengambil tangan Alan dan menggenggamnya dengan erat, “Aku yang harusnya berterima kasih, karna Mas Alan sudah membuat aku bahagia.” Mereka berdua masuk ke dalam mobil, “Oh ya, Mas ada sesuatu untuk kamu,” ucap Alan. “Apa itu?” tanya Ira menatap Alan yang mengambil sesuatu dari dalam sakunya. “Aku berniat menikahi kamu secepatnya, apa kamu bersedia?” tanya Alan sambil membuka kotak cincin berwarna merah. Ira menutup mulutnya tidak percaya, matanya berkaca-kaca menatap kotak cincin di hadapannya, d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD