Fateh berjalan di lobi kantornya dengan kalem. Di bagian depan tubuhnya, ia menggendong Nia. Istrinya itu masih dalam posisi yang sama dengan beberapa jam yang lalu ketika beberapa karyawan memergoki mereka. Bedanya, kali ini kedua kaki istrinya itu mengalungi pinggangnya. Kini Fateh yakin bahwa ia sudah menjadi bahan perbincangan disetiap sudut bangunan ini. Pria yang sudah tidak mengenakan setelannya itu karena selain membuatnya tidak leluasa dalam memeluk juga memegangi Nia, ia juga tidak ingin bokongg istrinya kelihatan sehingga sebelum keluar dari ruangannya tadi, Fateh sengaja mengikatkannya ke sekeliling perut sang istri. “Kamu ga takut diomongin semua orang?” ucap Fateh yang tentu saja hanya Nia yang bisa mendengar pertanyaannya. Begitu ia keluar dari ruangannya dengan menggendong

