Chapter 22. Selalu menjadi nomor dua di hatinya

1104 Words

"Kau terlihat tidak nyaman," sahutku. Charles, ia seperti stress. Semenjak kami pulang kemansion ini tiga hari yang lalu. Charles terus saja melamun jika ia mempunyai kesempatan untuk itu. aku merasa tidak nyaman olehnya, seolah aku tidak ada dan terlupakan. Padahal baru tiga hari yang lalu, ia mengatakan cinta padaku. Bukankah ini terlalu cepat untuk menghiraukan apa yang ia katakan sendiri, aku saja masih memikirkan ucapannya. Charles menggeleng lemah. "Tidak," jawabnya singkat. "Ya." "Tidak, Rosie. aku hanya frustasi dan bingung. Hanya itu!" "Ayo, kita berjalan di luar, mungkin sedikit angin sejuk akan membuatmu lebih baik," tawarku padanya. "Diamlah!" kesalnya. Setelah itu, ia langsung berlalu meninggalkanku sendiri, entah kemana. Thingking positive, itulah yang dikatakan nalur

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD