BA 17

1248 Words
Lady Anna terkejut melihat siapa tamunya kali ini. "Clary sejak kapan kau datang?" Wanita itu sudah berdiri di ambang pintu dengan membawa keranjang makanan. "Aku hanya singgah untuk mengunjungi bibiku, bibi Lorna menitipkan ini untuk Anda, My Lady." Clary menyerahkan keranjang yang di bawanya. "Oh, Terimakasih, Clary," Sambut Lady Anna ragu, karena bagaimanapun sedang ada istri Nicholas di rumahnya, rasanya pasti akan sangat canggung jika mereka sampai bertemu. "Kupikir kau masih tinggal di utara?" Clary hanya menggeleng ringan, "Seharusnya aku mendengarkan nasehat Anda untuk tidak pergi ke Utara," sesal wanita itu kerika menatap lady Annabeth. Sungguh Lady Anna merasa ikut bersalah di sini, bagaimanapun dirinyalah yang telah memberitau Clary perihal kabar pernikahan Nicholas. "Maafkan aku, Clary." "Sungguh itu sama sekali bukan salaha Anda, My Lady." Lady Anna benar-benar merasa serba salah dan tidak tau harus bicara apa sampai Lady Elizabeth yang baru saja turun dari tangga kontan membuat Clary terkejut. Mungkin Lady Elizabeth pun merasakan hal yang sama saat langkahnya terhenti di dua anak tangga terakhir. Mereka hanya saling menatap dari tempat mereka berdiri masing-masing. Lizzy masih ingat jelas dengan kekasih suaminya itu, wanita itu masih menatapnya tak bergeming saat Lizzy mulai berjalan mendekati mereka. "Nona, Clary," sapa sang Lady, lebih dulu, "sungguh tak menyangka bisa melihat Anda di sini," bagaimanapun Lizzy tidak mungkin berpura-pura mengabaikannya, sama halnya dengan Clary. Ada kecemburuan luar biasa saat Clary menyadari perut sang Lady yang sudah membesar. "Maaf Lady Annabeth, sebaiknya saya segera pergi," Clary memilih mengundurkan diri dengan sikap dinginya, wanita itu nampak berjalan terburu-buru saat menyebrangi halaman. "Kupikir dia masih sangat membenciku," Lizzy kembali mengelus perutnya sambil masih memperhatikan punggung wanita yang sepertinya benar-benar tidak sudi melihatnya. "Clary adalah wanita yang kuat, kurasa dia akan baik-baik saja," sungguh Lady Anna juga tidak bisa menyalahkan Nicholas sepenuhnya atas masalah ini, mereka sudah cukup dewasa untuk mengerti konsekuensi dari setiap hubungan. "Aku sudah coba mengingatkannya untuk tidak pergi ke Utara, tapi saat itu Clary masih bersikeras untuk mendapatkan Nicholas kembali." Lady Anna sangat mengenal seperti apa sifat sepupunya yang egois itu, dan hanya keajaibanlah yang bisa merubah seorang Nicholas Stanley. "Clary kehilangan bayinya, kurasa aku juga bisa mengerti kesedihannya," kali ini Lizzy hanya coba berpikir bijak untuk tidak ikut menyalahkan wanita yang sudah coba merampas suaminya itu. ******* Sebuah kereta mewah berhenti di halaman peternakan Ethan Harris. Setelah Mia berusaha keras membujuk suaminya selama beberapa bulan ini, akhirnya dia berhasil memaksa George untuk mengunjungi peternakan kakak laki-lakinya. Mia memang sengaja tidak memberitau kakaknya perihal kunjungannya kali ini . Mia baru keluar dari kereta saat Ethan menyambutnya dengan keterkejutan luar biasa karena menyaksikan perut besar adik perempuannya. "Sunggun luar biasa!" pekik Ethan Harris ketika menatap George Harrington, "apa kau fikir adik perempuanku itu hewan ternak !!!" George yakin seorang Ethan Harris tidak akan segan untuk mengutuknya kali ini. Ethan benar-benar tidak habispikir, mereka berdua baru menikah dua tahun dan Mia sudah hamil untuk ke tiga kalinya... Meskipun Mia masih cukup aktif dengan kehamilan besarnya, tapi tetap sangat menghawatirkan mengingat resiko usia muda dan kehamilan beruntunnya. "Jangan berlebihan, Kak," sambut Mia saat merayu kakanya dengan sebuah ciuman. "Omong kosong, bahkan bayi mu belum genap enam bulan dan pria ini sudah kembali membuatmu hamil sebesar ini, Mia!" "Oh, George, kau memang keterlaluan!" kali ini Lady Ana pun tidak punya alasan untuk kembali membelanya. "Entah kenapa kita harus berdebat di halaman," Jawab George dengan begitu santainya. "Suamiku benar, apa kakak tidak tau aku sudah lelah seharian melipat kaki di dalam kereta." "Tuanku, Lady Elizabeth sepertinya akan melahirkan!" triak bibi Lorna yang tergopoh-gopoh menyebrangi halaman sambil mengangkat ujung gaun lebarnya. "Siapa lagi yang akan melahirkan? " Mia bingung menatap kakak laki-lakinya, karena jelas pelayan itu baru saja keluar dari rumah mereka. "Lady Elizabeth, istri sepupuku Nicholas" terang Lady Anna. "Kita harus memanggil dokter !" putus Ethan. "Sepertinya tidak akan sempat, Tuanku," sela Lorna yang sudah semakin panik dan tidak bisa diam seperti induk ayam yang ingin bertelur. Mereka semua segera berlari kedalam rumah, temasuk Mia dan perut besarnya yang menyela masuk belakangan. Lady Elizabeth sudah mengejang kesakitan dengan genangan darah di antara kedua kakinya. "Oh, sial !"umpat Mia yang baru datang, "bayinya harus segera di keluarkan!" Mia sudah siap menyingsingkan lengan dan gaunnya. "Apa yang akan kau lakukan?" protes Ethan coba menghalangin niat Mia mengingat perut besar adik perempuannya itu. "Keluarlah, Kak, hanya aku yang bisa mengeluarkan bayinya." "Bibi siapkan air hangat, dan Lady Anna, mungkin Anda bisa membantuku!" Melihat kondisi sang Lady sepertinya Mia memang harus bergegas mempersiapkan persalinan, mengabaikan kondisi perut besarnya yang ternyata menyusahkan. "Tarik nafas dalam-dalam, Lady, tahan dulu rasa sakitnya biar aku memeriksanya," Mia coba memastikan kondisinya masih cukup kuat. "Kurasa bayinya sudah bisa dilahirkan," Mia sudah sering membantu ibunya menolong proses kelahiran, karenanya dia tau kapan bayi sudah cukup kuat untuk dilahirkan. Mia meminta Lady Anna untuk membantunya menyiapkan segala keperluan seperti bantal yang nyaman dan seprai yang di ikat ketiang sebagai pegangan. Sementara di halaman Nicholas yang baru saja turun dari kudanya masih binggung melihat pemandangan dua pria yang sedang berdebat di beranda. "Sungguh aku tidak akan memaaf kamu jika sampai terjadi apa-apa pada adikku, George Harrington!" Ethan benar-benar mulai tidak tahan jika harus ikut mendengarkan rintihan wanita seperti itu . "Percayalah bahkan Mia bisa menangani persalinannya sendiri tanpa bantuan siapapun." "Oh, omongkosong! " tepis Ethan benar-benar tak percaya dengan pria yang hanya bisa membuat adik perempuannya hamil sepanjang tahun. "Apa yang terjadi! " sela Nicholas yang baru datang. "Oh, akhirnya kau datang juga!" Sepertinya Ethan dan George sama-sama terkejut melihat kedatangan Nicholas yang sangat ajaib. "Kenapa harus kita yang panik bukankah istrinya yang akan melahirkan," koreksi Ethan begitu menyadari kekonyolannya sendiri yang berlebihan. "Apa ? kupikir masih belum waktunya! " dahi Nick hanya berkerut menghadapi keterkejutannya sendiri. "Kami pikir juga begitu," balas George tenang. Mereka diam untuk menunggu reaksi Nicholas mencerna syoknya, dan sialnya tiba-tiba Lady Elizabeth kembali berteriak. Nicholas segera berlari kedalam rumah dengan panik, sampai dia kebingungan mencari asal suara teriakan istrinya. Bukankah seharusnya bayinya baru akan lahir satu bulan lagi. Nick memaksa menerobos masuk kedalam kamar meskipun Lady Anna sudah tegas melarangnya. Lizzy kembali berteriak, dan Nicholas masih membeku di ambang pintu begitu menyadari benar-benar tidak ada dokter yang menolong istrinya. Mia masih berjongkok dengan perut besarnya coba menolong Lizzy yang mulai mengejan. Benar-benar pemandangan yang luar biasa bagi Nicholas, istrinya harus melahirkan dengan pertolongan wanita yang juga sedang hamil besar. "Sepertinya kita butuh dokter!" Nicholas mulai mencengkram kepalanya sendir sementara Lizzy kembali berteriak dan seperti kesulitan mengambil nafas. "Duduk dan berdoalah saja, Nick !" Bentak Mia agak kesal dengan sikap Nicholas yang seperti tak mempercayai kemampuannya. "Oh, Tuhan ... " Nicholas benar-benar tak percaya jika kali ini dia harus mendengarkan perintah wanita kecil itu. Lizzy coba meraih tangan suaminya, Nick mendekat untuk memberinya dukungan saat istrinya kembali mengejang hebat dan tak lama suara tangis terdengar memecah kekacauan. "Anak perempuan," Mia langsung menyerahkan bayi itu pada Nicholas, karena dia sendiri kesulitan untuk berdiri. "Berambut merah sepertimu," Nick masih takjub dengan mahluk kecil yang kali ini sudah bergeliat di gendongannya. "Berikan padaku,bayimu harus di bersihkan." Nick menyerahkan bayi kecilnya pada lady Anna yang segera membawanya keluar. "Kalian beruntung, bayinya cukup sehat meskipun lahir lebih awal." "Terimakasih, Mia," kata Nick tulus... "Jaga istrimu, Nicholas," Mia berhenti sejenak untuk menatap Nicholas . Jujur Mia ikut senang jika akhirnya seorang Nicholas Stanley bisa berubah, Nick terlihat sangat bahagia dan berulangkali mencium istrinya. "Aku tidak tau kau akan datang, Nick." "Bukankah aku janji untuk segera menjemputmu setelah semua urusanku dengan pamanmu usai." JANGAN LUPA LAKE YA, KARENA LIKE KALIAN SANGAT BERHARGA
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD