Nicholas mulai berpikir keras...
Kenyataannya ada wanita lain yang tidak bisa dia abaikan begitu saja, Clary juga sedang mengandung darah dagingnya.
Nicholas sangat mengenal Clary, wanita itu tidak akan berbuat seperti itu jika bukan karena ada orang lain yang mendorongnya, dan sepertinya Nicholas tau siapa orangnya. Lord Lockwood bisa jadi orang yang tega melakukan segala cara untuk menyingkirkannya.
Nick mengumpat menyadari kebodohannya, tentu sang pamanlah yang sudah merencanakan semua ini dari awal.
Nick harus segera menemukan Clary.....
Lizzy melihat Nicholas pergi menunggangi kudanya, meski dia memilih diam saja bukan berarti dirinya tanpa perasaan saat menyaksikan suaminya masih tetap berlari untuk wanita lain.
Setelah sampai di perkampungan Nick di beritau jika Clary mencoba bunuh diri, dengan melompat dari kereta.
Nick segera turun dari kudanya untuk melihat keadaan wanita itu.
Clary berbaring lemah di dalam pondok kecilnya bersama beberapa tetangga yang coba menolongnya.
"Bagaimana keadaannya? " tanya Nicholas cemas.
"Dia mengalami pendarahan hebat, kami harus segera mengeluarkan bayinya atau nyawanya juga tidak akan tertolong!"
Seketika tubuh Nick serasa membeku menyaksikan tubuh pucat wanita yang di cintainya itu.
"Lakukan apapun, selamatkan nyawanya."
Nick menunggu dalam kecemasan yang luarbiasa sampai seorang wanita berambut ikal dengan celemek yang masih berlumuran darah itu coba mendekati nya.
"Semoga dia akan segera siuman, meski kami tidak bisa menyelamatkan bayinya. "
Ada kepedihan luarbiasa yang memukul hebat Nicholas, "Bayinya tidak selamat? " tanya Nick lagi.
Dalam kondisi seperti ini bagaimanapun Nicholas tidak bisa menyalahkan Clary, meskipun wanita itu lebih memilih membunuh darah daginya sendiri.
Nick menunggu sampai Clary sadar, menggenggam jemari pucat wanita itu dengan nafas bergetar. Campuran berbagai emosi sedang menyelimuti jiwanya yang rapuh namun juga begitu marah.
Clary baru siuman keesokan harinya setelah semalaman Nicholas tidak bisa memejamkan mata karena sakit hatinya.
Nick masih sangat sedih karena kehilangan bayinya dan ternyata Clary yang menggila justru langsung mengusirnya dengan penuh kutukan kebencian. Anehnya Nick memilih pergi tanpa melakukan pembelaan apapun atas segala kesalahannya.
Mungkin Clary juga tidak menyangka jika Nicholas akan pergi begitu saja, Clary coba kembali meneriakinya meski tidak untuk menunjukkan penyesalan, tapi Clary benar-benar terkejut dengan reaksi Nicholas. Bagaimanapun dia tidak ingin meminta maaf untuk apapun karena Nicholas lah yang seharusnya meminta maaf padanya, bukannya malah pergi begitu saja. Tapi sampai di titik ini sepertinya memang tidak akan pernah ada yang tau dengan sakit hati putra sang Viscount itu.
Nick yang memilih menyimpan kemurkaannya dan mulai ber jalan seperti mayat hidup sampai dia baru sadar saat ternyata dirinya sudah kembali pulang kerumah.
Lizzy juga pura-pura tidak terkejut saat melihat Nicholas pulang keesokan harinya, meski sebenarnya jujur semalam Lizzy tidak bisa tidur karena memikirkan suaminya. Tapi saat melihat Nicholas yang memilih kembali sepertinya ada pemikiran baru yang wanita itu sadari.
Lizzy menutup buku yang sedang di bacanya untuk menyapa suaminya suaminya lebih dulu, dan itu adalah sesuatu yang sudah lama tidak dialakukan oleh sang Lady.
"Kau nampak tidak sehat, Nick."
Nicholas yang semula berniat untuk berjalan mengabaikan istrinya memutuskan kembali berbalik untuk menatap Lizzy.
"Kuharap pamanmu akan puas!" desis Nicholas.
"Apa masalahmu, Nick ?"
"Jangan pura-pura tidak tau siapa yang sudah merencanakan semua ini, sudah kubilang berulangkali pamanmu itu tidak akan pernah menyukaiku! " kecam Nicholas dengan rahang kerasnya yang bergetar.
Lizzy mulai cemas karena tidak penah melihat Nicholas dengan emosi sekeras itu.
"Dengar! dia melakukan semua itu hanya untuk menghinaku! " triak Nicholas saat mulai menggebrak meja dengan nafas berdesis dan mata merahnya penuh kemurkaan. "Aku tidak peduli jika kau juga ikut menyalahkanku, Lizzy. Aku hanya berusaha bertanggung jawab terhadap darah dagingku, dan sekarang aku sudah kehilangannya, dan sekarang apa kalian puas!"
Lizzy memilih diam saat mulai mengelus kembali perutnya, karena apapun yang di katakannya akan terdengar salah di telinga Nicholas, bagaimanpun dia tidak bisa membenarkan tindakan sang paman dalam hal ini.
Lord Lockwood memang kadang bisa sangat keterlaluan, seharusnya bagaimanapun pamannya itu coba menerima Nick, kenyataannya mereka sudah menikah dan keponakannya juga sudah mengandung benih dari laki-laki itu. Apapun tindakannya sekarang hanya akan membuat banyak orang ter sakiti.
"Dengarkan baik-baik Lady Elizabet Lington."___ "Mulai hari ini aku berhak melarang pamanmu untuk berkunjung! "
"Kurasa itu tidak akan berguna untuk memperbaiki hubungan kalian."
"Aku tidak butuh hubungan baik dengan siapapun istriku, dan kau tau itu!" tegas Nicholas tak terbantahkan.
Nicholas benar-benar melaksanakan kata-katanya, melarang Thomas Lockwood untuk menemui keponakannya adalah hukuman yang pantas untuk diterima sang paman dan hal itu jelas memancing babak permusuhan baru di antara mereka. Rasanya sangat wajar jika Lizzy mulai khawatir dengan tekat suaminya.
Nicholas tidak bodoh, dia sudah menyiapkan taktik untuk melawan sang paman.
Diam-diam Nick mulai mempelajari semua pembukuan perusahaan. Kadang dirinya sampai harus menghabiskan waktu seharian hanya untuk membongkar kembali pembukuan perusahaan sejak perusahaan Lington mulai di kelola oleh sang paman.
Setelah menghabiskan waktu hampir dua minggu, Nicholas mulai mempelajari alur-alur penggelapan dana yang coba di samarkan.
Akhirnya Nicholas menemukan apa yang sedang dia cari, penghianatan sang paman
Lord Lockwood ternyata banyak menggelapkan keuangan perusahaan untuk mendukung kegiatan politiknya.
Tak mengherankan jika seorang bangsawan selalu terobsesi dengan kekuasaan. Layaknya bangsawan yang biasa di hormati, sebuah kekuasaan politik bisa jadi ambisi baru yang juga mulai membuatnya kecanduan di era yang lebih moderen. Tomas Lockwood mulai terjun ke dunia politik parlemen seperti tren yang sedang berkembang di kawasan Lowland, di mana semua orang bisa mulai berlomba-lomba untuk ikut terlibat dalam parlemen.
Nicholas mulai tersenyum untuk kemenangan kecilnya kali ini.
Anda sama sekali tidak di ijinkan kemari, My Lord," Nicholas sedang memutar-mutar pena di tangannya sembari menatap sang paman dari tempat duduknya.
"Kau tidak bisa berbuat seperti ini Nicholas," protes sang paman merasa terhina.
"Aku berhak menentukan siapa yang bisa bertemu istriku," tegas Nicholas masih dengan senyum mengejeknya.
"Kau tidak bisa mencegahku menemui keponakanku sendiri."
"Dia wanita yang sedang mengandung anakku dan aku punya cukup alasan untuk mencegah Anda paman Tomas" Nick masih ingat bagaimana dia harus kehilangan bayinya karena pria pengecut ini.
"Kau tidak bisa berbuat seperti itu, bagaimanapun kami punya beberapa urusan tentang perusahaan dan investasi yang harus kami selesaikan."
"Aku bisa mengurusnya, dan dengar paman! jangan pikir aku tidak tau mengenai pendanaan kegiatan politik Anda."
"Dasar b******n licik! Jangan pikir aku tidak tau untuk apa kau menikahi keponakanku! "
"Ingat paman, hanya orang-orang berengsek sepertiku yang diketahui paling bertahan di dunia ini."
Kali ini Nicholas sudah berdiri dari tempat duduknya.
"Dan aku jauh lebih berhak atas apa yang menjadi milik istriku!"
"Jangan coba mengancamku,Anak Muda."
"Tunggu saja, aku akan segera mendapatkan hak sepenuhnya dari istriku, dan bersiap-siap lah tinggalkan kursi nyaman Anda paman."
Senyum jahat mengembang dari bibir Nicholas Stanley, yang masih mengejek tanpa ampun.
"Ingat kau yang memilih sendiri pertarungan terbuka ini, Anak Muda!"
"Silahkan, Paman, " Tantang Nicholas dengan bibir berdesis menatap tajam sang paman yang harus terusir dengan cara memalukan.
Ada kepuasan luar biasa saat aKhirnya Nicholas menyaksikan pria tua itu memilih pergi mengundurkan diri seperti pengecut.
*******
*******
Nicholas segera mencari istrinya, dia tau dimana dirinya akan menemukan Lizzy yang semakin mempertegas keacuhannya dengan kesibukan membacanya yang semakin tidak masuk akal.
"Aku tidak percaya kau benar-benar berani mengusirnya, Nick."
Nicholas sengaja tak menghiraukan sindiran istrinya saat dia mulai memasuki ruang baca terkutuk yang sudah menjadi tempat persembunyian permanen sang Lady belakangan ini.
"Aku memerlukan hak penuh untuk perusahanmu," kata Nicholas tanpa perlu basa-basi, dia sudah menyodorkan beberapa berkas yang harus ditandatangani istrinya, "bukankah kau bilang aku bisa melakukan apa saja?" tambah Nicholas saat istrinya hanya mendongak untuk menatapnya.
"Tentu."
Ternyata Lizzy benar-benar menandatanganinya tanpa banyak bicara lagi, seolah perempuan itu memang hanya ingin segera mengusirnya, "Lakukan saja jika itu bisa membuatmu senang, aku sangat lelah dan harus segera beristirahat."
"Baiklah, selamat beristirahat, My Lady," Nick masih berpura-pura bersikap hangat dengan mencium istrinya sekilas meskipun sambutan wanita itu juga masih sama dinginya.
Sepertinya perang surat syaraf di antara mereka berdua memang tidak akan pernah usai. Kadang Nicholas sendiri tidak bisa mengerti dengan apa yang di pikirkan wanita itu. Mungkin istrinya memang memiliki caranya sendiri untuk menghukumnya dengan cara seperti ini, Nicholas hanya tidak ingin memancing perdebatan dengan keangkuhan wanita itu.
Nicholas memilih segera pergi ke Glasgow untuk membawa semua berkas yang sudah di tandatangani istrinya, dan menemui sang paman adalah tujuan utamanya kali ini.
*******-
"Anda tidak bisa melakukan apapun tanpa ijin dariku."
Nick melempar berkas-berkas pengalihan kuasa yang sudah ditandatangani oleh istrinya.
Tomas Lockwood memeriksa berkas yang barusaja di lempar pemuda itu keatas mejanya..
"Kau boleh menikmati kemenangan sementaramu, Anak Muda."
Jelas Nicholas bukan tipe pria yang bisa di gertak dengan ancama halus seperti itu.
"Silahkan Anda bisa menbujuk istriku untuk berubah pikiran, My Lord," senyum Licik Nicholas kembali mengusik batas kesabaran sang Earl.
"Aku tau kau bermain curang, Anak muda."
Nicholas hanya menegakkan d**a untuk menantang sang paman.
Muda, tampan ,licik dan sombong adalah kombinasi yang tepat untuk seorang Nicholas Stanley.
LIKE YA