Tomas Lockwood terlihat sangat murka saat berjalan mendatangi kantor Nicholas. selain merasa tidak di hormati dan di sepelekan dia juga merasa ditipu.
"Kau sangat berlebihan, Anak Muda," sang paman balik melempar berkas ke hadapan Nicholas yang sengaja tetap bersikap santai di mejanya, "kau hanya akan membuat perusahan bangkrut dengan membeli sebuah pulau." Sang paman benar-benar berpikir jika pemuda itu sudah gila.
"Aku tau kita memiliki cukup banyak keuntungan, hanya sebuah pulau tidak akan berpengaruh apapun paman, kecuali kau tidak akan lagi mendapatkan sokongan dana politikmu." Ancaman Nicholas memang tidak main-main dan sepertinya Erl Lockwood juga mulai sadar juka dirinya berhadapan dengan pemuda licik yang ternyata tidak bisa di sepelekan.
"Aku yakin kau sudah meracuni kepala keponakanku!" tuduh sang Erl tapi Nichlas pun langsung bereaksi dengan sarkasnya yang tajam.
"Racun!" kutip Nicholas, "jangan pikir aku tidak tau apa-apa tentang itu, Paman."
sindir Nicholas dengan ketegasan samarnya saat menatap tajam sang paman. Tentu Nicholas tidak bodoh,bahkan dia tidak akan kehabisan akal jika hanya untuk mempermainka nyawa tuabangka itu. sebagai ejekan.
"Dasar pemuda berengsek !" jelas Erl Lockwood juga bisa menangkap sindiran tajam Nicholas itu sebagai ancaman terbuka. Setelah usahanya mencelakai Lizzy gagal bahkan sekarang dia juga harus melihat pemuda licik itu berfoya-foya dengan harta keponakannya. takpeduli apapun alasannya,membeli pulau jelas bukan main-main, walaupun Erl Lokwood tau jika hal itu hanya untuk membuatnya kesal. entah apa bencana yang sedang menimpa keluarganya hingga mereka bertemu dengan pemuda licik seperti Nicholas Staley.
"Dengar pama, kami hanya butuh privasi untuk membesarkan anak-anak kami dan sebuah pulau akan jadi tempat yang sempurna untuk anak-anak dan istriku!" tegas Nicholas yang dalam waktu singkat sudah berhasil kembali menunjukkan sikap santainya yang luarbiasa arogan untuk mengejek sang Erl, "Anda bisa tinggal di salah satu mansion kami paman, kami juga akan menyiapkan pelayan, nikmatilah hari tua Anda dengan nyaman karena kami tidak akan lagi membutuhkan benalu di perusahaan ini."
Tomas Lockwood sadar jika dirinya hanya sedang di permainkan oleh pemuda berengsek itu..
"Jangan terlalu besar kepala, Anak Muda, kapanpun pernikahan kalian bisa berahir!"
"Asal kau tau, pernikahan tanpa keturunan sama sekali tidak lebih baik dari benang yang sangat rapu!"
Nick hampir saja terprovokasi tiap kali di ingatkan kembali dengan peristiwa itu, dia masih belum lupa bagaimana dia harus kehilangan bayi laki-laki nya karena perbuatan sang paman.
"Pergilah Lord Lockwood, dan kemasi barang-barang Anda," Nick coba menahan kemurkaannya dengan gigi berkerat dan rahangnya yang kaku.
"Dengar, Anak Muda, semua ini belum berakhir, meski sekaranag kau bisa besar kepala dengan dukungan sepupuku, bukan berarti dia juga tidak akan bosan dengan tingkahmu,"______ "dan ingat, perusahaan juga tidak akan berjalan sendiri kaena aku jamin mereka semua masih sangat loyal kepadaku, tidak akan ada yang menghiraukan kata-kata bangsawan manja sepertimu!" sepertinya Erl Lockwood masih cukup percaya diri jika pemuda itu tidak akan berhasil, dia tidak memiliki pengalaman apapun kecuali menggait wanita kaya dan berfoya-foya dengan hartanya.
Nicholas sadar pengambil alihan tidak akan semudah membalik telapak tangan, dirinya perlu dukungan dan kepercayaan, Nick harus segera memikirkan strategi.
Nicholas berpikir keras untuk mendapatkan kepercayaan dari para pekerja dan rekan bisnisnya. Meskipun dia sudah banyak belajar, Nick sadar bahwa dirinya tetap harus berusaha lebih keras lagi. Tak jarang kadang Nicholas sampai harus bermalam di ruang kerjanya dan menghabiskan sepanjang waktunya bersama tumpukan panjang pembukuan perusahaan yang harus dia pelajari ulang. Masih terdapat banyak celah yang harus dia benahi, seperti menata ulang semua pembukuan perusahaan, membuat sistem regulasi yang lebih efisien dan harus segera menemukan metode-metode baru yang lebih efektif dalam produksi untuk menekan biaya dalam jangka panjang, dan mereka benar-benar memerlukan inovasi untuk menggebrak dunia persaingan yang akan semakin maju. Nick mulai memperhitngkan setiap detail dari langkah yang akan dia ambil, dia tidak ingin kalah dan tidak akan mau mengalah dengan kesombongan Erl tua bangka itu.
Nicholas tidak hanya sekedar ingin membuktikan kepada semua orang bahwa dirinya juga bisa, tapi kali ini sepertinya Nick juga ingin membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa dia mampu.
Nick hanya butuh fokus pada pekerjaannya, dan kedatangan Clary jelas sesuatu yang tidak sedang dia harapkan dalam kondisi seperti ini.
Clary tiba-tiba kembali untuk menemuinya setelah sekian lama
Clary tiba-tiba kembali untuk menemuinya setelah sekian lama. Selama ini Nicholas berpikir wanita itu masih dengan kemurkaan yang sama, tapi senyum perdamaian yang coba ditawarkan wanita itu kali ini memang agak mengejutkan.
"Nick, kenapa kita tidak mencoba lagi semua dari awal," Clary coba kembali mendekatinya, "kau tau kita masih memiliki banyak kesempatan, sungguh aku tidak keberatan untuk mengandung darah dagingmu lagi jika kau memang menginginkannya, Nicholas," bisik Clary di dekat telinganya.
"Oh, Clary sungguh aku sedang tidak ingin memikirkan hal seperti itu," entah kenapa Nicholas merasa perlu sedikit memberi jarak pada wanita itu.
"Aku tau kau sangat menginginkan seorang putra, Nicholas, dan ku dengar istrimu itu juga belum memberimu keturunan."
Nicholas baru sadar dengan niat kedatangan perempuan itu, Nicholas hanya terus berusaha menyibukkan diri hingga Clary juga mulai kesal mendapati reaksi Nicholas yang sepertinya memang memilih lebih sibuk dengan dunia barunya... Sayangnya Clary bukan jenis wanita yang mudah menyerah, dia memberanikan diri untuk mencium Nicholas lebih dulu dan terkejut mendapatkan penolakan sepontan lelaki itu, saat justru mendorong tubuhnya.
"Kau benar-benar sudah berubah, Nick."
"Oh, sungguh, Clary, aku benar-benar tidak bermaksut mengabaikanmu, kau tau aku terlalu sibuk untuk.... "
"Cukup! Nicholas, aku tau kau mencintai pekerjaanmu, atau sekarang kau juga lebih mencintai wanita itu?"
"Clary, tolong jangan campur adukkan semua masalah kita," Nick memilih diam karena sejak awal Nicholas bertekat untuk tetap menghargai wanita itu.
"Mungkin benar kau memang mencintainya, Nicholas, jangan pura-pura tidak menyadarinya."
"Kuharap kau benar karena dia istriku sekarang, tapi sungguh waktuku terlalu berharga untuk memikirkan perkara sepele sperti yang kau ributkan itu."
"Kau benar-benar keterlaluan, Nicholas, sunggu mungkin ini kutukan karena aku sudah jatuh cinta pada pria tanpa hati sepertimu!"
"Clary, sungguh tolong jangan terus menyalahkan semua hal untuk ketidak beruntungan kita."
"Kau pikir karena siapa aku kehilangan bayi kita, Nick? " seperti biasa Clary mulai berteriak.
"Itu karena kau lebih mendengarkan perkataan Earl pengecut itu, padahal aku sudah berulang kali berjanji akan bertanggung jawab terhadapmu," jujur Nicholas tidak ingin mengatakan semua itu, tapi saat wanita itu terus menekannya rasanya dia sendiri mulai memiliki batas atas kesabarannya.
"Sekarang kau balik menyalahkanku! ingat kau yang lebih memilih mengikuti perkataan wanitamu itu!"
"Hentikan perdebatan ini, Clary, sungguh semuanya sudah berakhir dan tidak akan merubah apapun."
"Istriku sudah kehilangan bayinya, kau juga kehilangan bayimu meski itu karena kau sendiri yang membunuhnya!"
"Kau memang berengsek Nicholas, aku bersumpah kau tidak akan lagi memiliki keturunan dari wanita manapun! " kutuk Clary sebelum pergi membanting pintu.
"Berengsek! " Nicholas meninjukan tangannya ke atas meja, dia tak peduli dengan buku-buku jarinya yang rasanya ikut retak.
Nick segera memilih pulang dan menunda semua pekerjaannya hari itu.
LIKE YA