“Dafa stop!!” Chesa mendorong tubuh Dafa agar menjauh darinya. Dafa cukup terkejut karena ia merasa mendapat lampu hijau dari Chesa namun dugaannya salah, “Kenapa?” “Aku nggak bisa memberikan sesuatu yang berharga pada pria yang belum tentu menjadi suamiku” Dafa menatap heran sambil berbaring di samping Chesa dengan kepala disanggah oleh tangannya, “Kamu berpikir aku hanya main-main?” “Aku nggak bilang seperti itu. Aku cuma mau menjaga untuk suamiku kelak” “Yang jadi suami kamu adalah aku, Chesa” Chesa tersenyum mendengar ucapan Dafa, “Kalau begitu kamu harus sabar, Daf” “Jangan salah paham tentang ucapanku tadi. Aku bicara seperti itu bukan karena aku ingin mengambil sekarang. Aku hanya ingin menegaskan, niatku tulus dan sungguh-sungguh. Selama beberapa bulan ke belakang ini aku su