Happy Reading
Alva termenung di dalam kamarnya, dia sudah pulang dari rumah Luna dan sekarang rencananya dia menginap di rumah kedua orang tuanya. Mau pulang ke apartemen rasanya malas sekali. Hati Alva saat ini tengah remuk redam. Pria itu menatap langit-langit kamarnya, mengingat setiap perkataan yang diucapkan oleh Luna tadi.
Air matanya mengalir saat teringat kembali perkataan itu. Sungguh hanya diginiin sama Luna aja rasanya sakit banget.
"Ternyata dulu kamu sangat terluka, ya Lun. Tapi dengan begonya aku malah semakin nyakitin kamu dengan menolak benih kamu kandung. Benar kamu bilang, perjuanganku belum ada apa-apanya kalau dibandingkan denganmu yang mengejarku selama bertahun-tahun. Aku memang belum merasakan rasanya dikhianati oleh orang yang ku sayang, Lun. Tapi udah tahu bag
