Ketika aku keluar dari kamar, mas Argan terlihat memakai baju santai dan sedang mengurusi Janu yang hendak pergi sekolah. Aku meringis geli melihat wajah Janu yang di tekuk akibat dipaksa bangun oleh Argan. “Nasi goreng atau mau Sandwich mas?” Tanyaku sembari melangkah ke dapur. “Mas udah masak nasi goreng tuh di meja. Kamu duduk aja kita makan sebentar lagi.” Jawab kakaku yang hebat itu. Senyumku melebar saat itu juga karena masakan Argan adalah masakan paling enak di dunia menurutku. Sungguh istrinya Argan kelak adalah wanita yang beruntung. “Oke boss! Eh iya BTW papa sama mama belum pulang juga mas? Kapan pulangnya?” Aku bertanya karena sekalipun mama kadang cerewet dan gemar mengomeliku tapi ketika mereka tidak ada rumah rasanya hampa. “Besok mereka pulang katanya.” “Syukurlah, ak