“Beb … lepas,” pinta Sherly sambil menghentak tangannya. “Pulanglah. Jangan mempermalukan dirimu sendiri.” “Mempermalukan apa? Datang ke kantor calon suami, apa itu yang kamu bilang mempermalukan?" tanya Sherly dengan wajah kesal. “Kita sudah bicara. Pernikahan itu tidak ada. Aku sudah menikah.” Naka mendesis. “Pulanglah. Kita tetap pada kesepakatan kita. Butik, Sherly. Hanya itu.” Naka menatap tajam Sherly yang menahan kemarahan. “Aku sudah bilang tidak mau.” “Aku tidak memberimu opsi. Sekarang pulang dan jangan berani lagi datang ke tempat kerjaku.” “Sekarang kamu benar-benar berubah. Hanya karena perempuan kampung itu?” Sherly mendengkus. “Tidak usah berpura-pura di depanku. Aku tahu kamu tidak mencintai perempuan itu.” Kepala Sherly meneleng. Wanita itu menyeringai. “Kamu menikah