“Masih belum diangkat?” tanya Naya dengan ekspresi wajah cemas. Khawatir terjadi sesuatu pada putra dan menantunya. Mereka sudah menunggu sepuluh menit. Acara sudah akan dimulai, namun putra dan menantunya belum terlihat. Suaminya sedang menghubungi untuk yang kelima kalinya. Dua kali menghubungi nomor sang putra, namun tidak bisa tersambung, lalu tiga kali menghubungi nomor menantu mereka dan tidak diangkat. Alka menggeleng lalu menurunkan ponsel. Pria itu menarik napas panjang. “Papa sama Mama masuk dulu saja. Keburu acara dimulai. Biar aku sama Kala nunggu mas Naka di sini. Aku coba hubungi bentar lagi. Mungkin mereka lagi tidak bisa angkat telepon.” Dewa bersuara. “Mama khawatir—” “Jangan memikirkan hal yang buruk, Sayang.” Alka menggeleng seraya membalas tatapan cemas sang istri