“Aku tidak mau menjadi p*lacur halalmu. Maafkan aku. Mendengar orang mengataiku p*lacur, ternyata sangat menyakitkan.” Masih membalas tatapan Zahra, kedua alis Naka bergerak, hingga lipatan mulai muncul di kening pria tersebut. Naka butuh beberapa detik, sampai akhirnya pria itu menekan katupan rahangnya sebelum bertanya. “Siapa yang mengataimu p*lacur?” Setelah bertanya, katupan rahang pria itu kembali saling menekan kuat. Gerak d*da pria itu terlihat lebih kentara dan cepat. “Siapa, Zahra?” tanya ulang Naka ketika Zahra belum menjawab pertanyaannya. Bahkan dia melihat ekspresi terkejut wanita itu. “Siapa Zahra?” Naka harus mengulang kembali. Zahra bergerak kikuk. Dia kelepasan bicara. “Oh … tidak ada. Um … aku hanya bicara saja.” Lalu wanita itu mengusap kening yang sama sekali tidak