Zahra berbaring di atas ranjang sambil menatap layar ponsel yang memperlihatkan gambar kebersamaan orang tuanya dan orang tua Naka. Tarikan dan hembusan napas keras wanita itu lakukan. Takdir apa lagi sekarang? Kenapa mereka harus bertemu? Zahra menggulir layar. Menutup gambar tersebut kemudian menatap nomor ponsel ibunya. Sudah setengah jam setelah ia tiba di kos. Belum ada kabar lagi dari ibu, bapak, bahkan adiknya. Menelan saliva, jari tangan Zahra bergerak. Sudah akan menekan tombol panggil, namun detik berikutnya ia urungkan. Degup jantungnya masih lebih cepat dari degup normal. “Tidak ada kabar. Ibu baik-baik saja, kan?” gumam Zahra sambil menatap layar ponselnya. Zahra berdoa dalam hati supaya baik Naya, maupun Alka tidak membuat ibunya terkena serangan jantung. Zahra meremas pon