“Kenapa kamu sangat tidak punya malu, Dita?” teriak Yanan penuh dengan emosi. Bahkan pria itu mencengkram tangan Dita dengan sangat kuat membuat Dita merintih kesakitan.
“Apapun akan aku lakukan demi kamu, Yanan.”
“Tapi aku tidak butuh perlakuan apapun dari kamu, Dita. Tolong mengerti posisiku!” erang Yanan. Yanan melepas cengkraman tangan Dita. Pria itu mengusap rambutnya dengan gusar. Ini semua gara-gara Roland yang mengijinkan Dita untuk keluar masuk club CC.
Yanan merasa diteror dan tidak bebas mau melakukan apapun saat ada Dita di sampingnya. Belum lagi Dita sangat agresif mendekatinya.
“Kamu harusnya juga mengerti posisiku, Yanan. Aku tidak ada niat mengganggumu, aku hanya ingin berada di dekatmu saja. Gak lebih!”
“Kamu manusia apa bukan sih? Aghhhh ….” Yanan memukul tembok
