“Akhh.” Yanan meringis kecil saat Shena mengobati lukanya. Saat ini Yanan tengah berada di kamar Duta, Duta membawanya ke kamar untuk mengobati luka Yanan. Namun Yanan meminta kesempatan untuk berbicara pada Shena. Sudah dikasih hati, Yanan masih minta jantung, tapi Duta tetap memberikan kesempatan pada Yanan. “Akhh, Shena bisa pelan-pelan, gak?” keluh Yanan. “Berani berbuat harus berani bertanggung jawab. Kamu satu tahun yang lalu kemana saja?” ketus Shena. ”Shena, Duta sudah memaafkanku, jangan bahas itu lagi!” pinta Yanan. “Rasakan ini!” ketus Shena menekan memar di pipi Yanan dengan kencan. Duta benar-benar menghajar Yanan tanpa ampun, saat ini wajah Yanan penuh dengan luka lebam keunguan. Sudut bibir Yanan sobek dan mengeluarkan darah kering. Bagi Shena ini tetap belum setimpal, t