Vanya menghentikan permainan di ponselnya.
“Kok berhenti?”
“Capek.”
“Main kok capek?”
“Hm … bosan, Kak.”
Vanya menghempaskan napas kasarnya, lalu meletakkan ponsel di atas kasur begitu saja. Kemudian dia membalikkan tubuhnya, mencium pipi Geo sebentar, dan memeluk Geo dengan sikap manjanya dan kepalanya yang ndusel di d*da Geo.
Geo balas perlakuan Vanya dengan mendekapnya erat sambil mengusap punggung Vanya. Namun, lambat laun Geo mulai terbuai, usapannya pun meluncur ke bok*ng Vanya.
Ternyata Vanya juga terbuai, merasa ada yang seolah meledak-ledak di dalam perut bawahnya. Vanya kembali mencium pipi Geo lembut, dan Geo membalasnya dengan mencium bibir Vanya.
Dad* Vanya sesak, disertai kegelisahan di seputar perut bawah, dan merasa ada yang mengalir dari dalam miliknya. Dia mendesa
