Alvin kembali mengarahkan tangannya turun. Rani juga kembali mencoba menarik tangan Alvin, tapi tak mampu menariknya. Akhirnya dia harus merelakan bagian tubuhnya yang paling sensitif itu disentuh oleh Alvin, meskipun masih terlindungi oleh celana. “Aaahh sayaaaang, kamu ngapaiiin??” “Nikmati aja sayang.” Alvin melumat bibir Rani sebelum gadis itu sempat protes lagi. Dan kali ini serangan tangannya di daerah kewanitaan Rani dimulai. Rani sempat tersentak, merasakan sesuatu yang aneh, yang baru kali ini dia rasakan. Dia ingin meronta tapi Alvin menahan tubuhnya. Akhirnya Rani hanya mengatupkan kakinya. Tapi hal itu malah membuat sentuhan jari Alvin semakin bisa dia rasakan. Ranipun semakin terpejam. Dia melampiaskan perasaan anehnya itu dengan membalas ciuman Alvin dengan semakin panas.