Baru saja aku mematikan lampu untuk segera tidur, tiba-tiba ponselku berdering menandakan ada panggilan masuk. Biasanya Aldi yang menelepon, tapi mengingat Aldi sedang pergi ke daerah minim sinyal, rasanya tak mungkin ia yang menelepon. Akhirnya aku membuka selimut yang sudah menutup sampai tubuh atasku, tanganku menekan tombol lampu lagi agar kembali menyala. Aku berusaha menggapai ponsel yang biasa aku letakkan di atas nakas. Ternyata Rizal yang menelepon. Rasa kantuk seakan menghilang begitu melihat nama Rizal yang tertera di layar. Sampai kemudian aku memutuskan untuk mengangkatnya. “Selamat malam, Dara. Ah, sepertinya memang lebih nyaman manggil tanpa ‘bu’ ya?” Seperti biasa, suara ceria Rizal menghiasi indra pendengaranku. Bahkan, meski via telepon sekalipun aku merasa kalau Riza