Part 3

419 Words
"Vind," "Ya, Bu?" "Kamu kapan mau kasih Ibu calon mantu? Ibu udah tua loh, Nak." Putra langsung menghentikan kegiatannya mengiris bawang merah yang digunakan untuk bumbu nasi goreng yang akan dibuat sang Ibu. Pria tampan berusia 29 tahun ini mengalihkan pandangan ke arah sang Ibu yang berdiri di sampingnya sambil mempersiapkan bahan-bahan yang lain. "Avind belum mikirin nikah, Bu..." ucap Putra sambil tersenyum kecil, lalu kembali melanjutkan kegiatannya dengan wajah serius. Bukannya tak ingin menikah, tapi terus terang saja Ravindra Putra Hardiyasa yang biasa dipanggil Putra oleh teman-temannya, sementara di rumah di panggil Avind ini mengalami trauma mendalam karena perpisahan kedua orang tuanya. Sang Ayah yang tega berselingkuh dengan Sekretarisnya sendiri dari sang Ibu, membuat Putra bertekad untuk tidak menikah. Putra takut jika suatu saat ia akan seperti Ayahnya yang b******k itu, yang akan melukai hati istrinya kelak. Apalagi pria tampan ini memiliki tiga adik perempuan. Putra takut adik-adiknya akan terkena karma jika dia menyakiti hati wanita. Padahal sebenarnya, Briana, sang mantan kekasih sudah berusaha bersabar padanya karena menanti Putra siap mengajaknya menikah selama tiga tahun menjalin hubungan dengannya. Sampai akhirnya, Briana menyerah dua tahun yang lalu, dan menikah dengan Pengusaha batu bara satu tahun kemudian. "Bukan karena perpisahan Ibu dan Ayah kan yang jadi penyebab kamu tidak memikirkan pernikahan?" tanya sang Ibu, yang mampu membuat Putra terdiam kaku. "Kamu bukan Ayahmu, Nak... Harus berapa kali Ibu bilang," ucap Ibunya kembali. Sang Ibu sepertinya sangat tahu isi hati Putra walaupun Putra tidak pernah mengungkapkannya. Eh... Putra pernah mengungkapkan ketakutannya. Tapi itu kan sudah bertahun-tahun yang lalu, saat pertama kali Ayahnya ketahuan berselingkuh. Saat dirinya berusia lima belas tahun. Masa ibunya masih mengingat ucapannya itu? "Bu..." "Avind adalah Avind. Bukan Bhaskara Hardiyasa. Jadi jangan pernah kamu samakan diri kamu sama Ayahmu, Vind!" "Bu, Ibu ngomong apa sih? Hahaha... Avind gak pernah merasa kayak Pria itu kok. Avind beneran belum mikirin nikah, Bu. Umur Avind juga baru 29 tahun. Dan untuk ukuran seorang pria, umur segitu masih dini buat nikah," elak Putra sambil tertawa garing mencoba mencari alasan yang tepat. "Kamu gak bisa bohong sama Ibu, Vind. Ibu bisa lihat sendiri kamu bahkan sempat terluka kan, waktu Briana menikah?" tanya sang Ibu. Putra menghentikan tawanya, lalu menelan saliva susah payah. Memang rasa cintanya untuk Briana masih belum sepenuhnya menghilang. Briana sudah menemani hari-harinya selama tiga tahun mereka menjalin hubungan. Ingin menyesal pun tak ada guna sekarang, karena Briana sudah menyerah atas mereka, dan memilih menikah dengan pria yang Putra rasa, layak mendapatkan Briana. Pria yang Putra lihat mencintai Briana dengan tulus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD