Ponsel milik Oscar bergetar, ketika ia mendapatkan panggilan telepon yang bertubi-tubi. Sejak dari hari kemarin dan itu, dari pria yang adalah rekan bisnisnya sekaligus juga dengan, ayah dari anak yang pernah Vivian lahirkan. Untuk apa lagi, dia menghubunginya begini. Pasti, bukan untuk membicarakan masalah bisnis. Karena, sudah tuntas dari hari yang kemarin. Paling mungkin, dia menghubungi, karena Vivian yang memang sudah memblokir nomornya, mulai dari dia yang memarahi Vivian habis-habisan, hanya karena membawa putranya sendiri pergi jalan-jalan. Oscar tidak memperdulikan panggilan telepon itu dan hanya mengganti dengan mode silent saja. Ia abaikan hal yang tidak penting, yang tidak menyangkut kehidupannya dan lebih mengutamakan, masa depan yang sedang ia jemput bersama Vivian. Oscar,

