Nara sudah memulai pembalasannya. Tidak ada kata ampun untuk mereka yang telah menoreh ribuan luka di hatinya, juga mendiang mamanya. Puluhan tahun menunggu, akhirnya dia sampai juga pada hari ini. Sudah saatnya mengambil kembali semua yang telah mereka rampas, lalu mengusir keluar dari rumahnya. Ini bahkan baru permulaan. Nara bakal membuat perhitungan untuk semua kebusukan yang telah mereka perbuat. “Non, barang-barang punya Non Nara sudah Bibi bereskan semua. Tadi diangkut satu mobil box. Yang mereka pindahkan itu adalah sisanya,” ucap Bi Ida datang melapor ke momongannya. “Terima kasih, Bi. Duduk, sini! Bibi juga harus lihat, bagaimana aku akan membalas sakit hati kita ke mereka!” Nara meraih tangan perempuan tua yang tidak pernah meninggalkannya selama itu, membawanya duduk di sebe