“Jika memang berat, bagilah bebanmu kepadaku.” Bubu masih memandang lurus bulan sabit yang menghiasi langit malam ini. Ia masih menemani Nanay dan terjaga di sebelah gadis itu yang ia yakini masih larut dalam kesedihan. Dari balkon kamar tamu yang akan menjadi tempat tinggal Nanay, mereka tengah berdiri. Tadi, Bubu sengaja memastikan keadaan Nanay, terlepas dari ia yang sengaja meminta waktu untuk mengobrol berdua. Sama halnya dengan bulan sabit yang tengah menemani malam, ia juga ingin kehadirannya bisa menarik kedua ujung bibir Nanay dan menciptakan senyuman di wajah sayu itu, kendati hanya sedikit senyuman yang bisa ia ciptakan. Nanay yang sedari awal diam, berangsur menoleh dan hanya sedikit mengulas senyum kepada Bubu, sebelum akhirnya ia kembali mengamati asal suasana sekitar. N