Dania malu, sungguh. Dia tak menyangka jika Pak Arsyad akan terang-terangan sekali, langsung memberitahu mengenai hubungan mereka kepada keluarga lelaki itu. Muka Dania memanas, apa lagi saat Pak Arsyad menggenggam tangannya di depan Pak Azka sebelum lelaki itu mulai makan. “Gue serius sama Dania, Kak.” “Iya. Gue tahu.” Pak Azka beralih pada Dania. “Adik saya ini baik, kok. Dia nggak akan mempermainkan kamu.” Dania mengangguk. Dia tahu, bosnya itu memang baik. Terlepas dari masa lalu lelaki itu, Dania tahu jika Pak Arsyad merupakan sosok lelaki yang baik sebenarnya. Galaknya Pak Arsyad waktu itu karena mood-nya sedang tak baik saja. Arsyad pun mulai makan nasi goreng buatan Dania, sementara Dania tetap di sisi lelaki itu. Arsyad memintanya untuk menemaninya makan. Dania menurut saja.