"Lima menit lagi... biarin seperti ini." Dania membiarkan bosnya itu memeluknya. Pelukan yang semakin lama terasa makin erat. Mungkin Pak Arsyad tengah menumpahkan kesedihannya? "Bapak kalau mau nangis, nangis aja. Enggak apa-apa kalau laki-laki menangis. Saya enggak akan bilang Bapak cengeng." Arsyad menggelengkan kepala. Menahan tawa sekaligus gemas, dia malah semakin mempererat pelukannya pada Dania. Dia tak memikirkan kisahnya cintanya yang sudah berlalu saat ini, melainkan sedang memikirkan perempuan ini. Benar kah dia telah jatuh hati kepada perempuan yang baru beberapa bulan dikenalnya ini? Tidak, ini hanya rasa kagum dan nyaman sesaat. Arsyad mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Tapi, hatinya seolah berkata sebaliknya. Apakah mungkin dirinya benar-benar jatuh cinta lagi, meski l