Dante melangkah lebar-lebar memasuki apartemennya, “Reema! Re, kamu di mana?!” Dengan aura tubuhnya yang jelas memancarkan kelelahan. Ia berhenti melangkah saat mendapati Reema yang sudah menunggu di sofa langsung berdiri, menyambutnya dengan tatapan penuh cemas. “Sayang… Aku di sini, sudah tunggu kamu!” panggil Reema lirih, seolah takut suaranya akan menambah berat beban di bahu Dante. Tadi Dante mengabarinya saat akan pulang. Reema berdiri, ikut melangkah mendekat. Dante tidak menjawab. Langkah panjangnya kembali hanya mengarah pada Reema, lalu tanpa berkata apa pun ia meraih tubuh istrinya ke dalam pelukan. Erat. Begitu erat sampai Reema bisa merasakan degup jantung Dante yang kacau. Reema terdiam, tangannya refleks melingkar di punggung Dante. Ia tahu betul, setiap kali suaminya