Sepanjang acara ulang tahun Sassy, Nara serasa tak bisa menikmatinya. Walaupun sesekali dia bercakap-cakap dan bercanda dengan mantan teman-teman kuliahnya dulu, tapi fikirannya tak lepas dari Matcha. Ingin sekali dia segera pergi dari tempat itu dan ingin segera pulang bertemu dengan gadis yang tadi sudah memberinya isyarat bahwa dia telah membuka dan menyerahkan hati untuknya. Mengingat itu senyum tanpa sadar terukir di bibir Nara apalagi ketika mengingat ekspresi Matcha ketika menemui dia di kamarnya tadi. “Duh, lagi jatuh cinta, ya? Senyum-senyum sendiri?” tegur Sassy yang duduk tak jauh dari Nara. Cewek berpotongan tomboi itu sejak tadi tak lepas memperhatikan teman konyolnya sewaktu jaman kuliah dulu. “Iya, nih, Sas. Gue kebelet, gue pamit pulang dulu, ya?” pamit Nara tak bisa lepa