bc

Young Couple

book_age18+
2.3K
FOLLOW
23.7K
READ
possessive
pregnant
goodgirl
CEO
drama
comedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Gadis itu memunggungi suaminya dengan perasaan dongkol, matanya berkaca-kaca, kok rasanya nyesek gini sih? Ditolak pas malem pertama tu rasanya kaya nyesek-nyesek pengen teriak. Batin gadis muda itu dengan air mata yang mulai mengalir, rasa kesal-nya semakin menjadi-jadi kala mendengar dengkuran halus disampingnya.

Dasar suami rese!

chap-preview
Free preview
Prolog
"Bang Cakra!" Cakra menoleh saat namanya dipanggil oleh suara mungil nan menggemaskan. "Heum?" Cakra menolehkan kepalanya pada Ellia yang sedang bermain pasir di belakangnya. "Look! I built a castle, this is for our future! You'll be a king and I'll be your queen!" Ellia memamerkan senyum manisnya pada Cakra, gadis kecil yang mewarisi kecantikan ibunya itu menatap berbinar pada Cakra yang nampak biasa saja. "Oh come on El, we're still children." balas Cakra cemberut, belakangan ini Ellia terus-terusan saja bertingkah aneh, hingga membuatnya malas menginap dirumah Aunti Kinannya. "Lagipula istana milikmu jelek. Bang Cakra tak mungkin suka!" serobot Al meledek saudari kembarnya. Ellia cemberut, matanya berkaca-kaca, ia pun menghancurkan istana pasir miliknya lalu pergi meninggalkan Cakra dan Alif yang tertawa puas melihat tingkah konyol Ellia. "Bunda!!!" Ellia menubruk badan Kinanthi yang asyik mengobrol bersama Renata sambil menikmati es kelapa muda. "Heyy little girl.. Why are you crying?" tanya Kinanthi sambil merapikan rambut putri kecilnya. "Bunda.. Bang Cakra sama Kak Al nakal." adu gadis kecil itu sambil memanyunkan bibirnya. "Beri tau Bunda dan Mommy, apa yang dilakukan dua pria kecil itu padamu."Tanya Renata sambil mengusap pipi tembam kemerah-merahan milik Ellia. "Mom, Bun, Tadi El bikin istana, terus El mau Bang Cakra jadi raja terus El jadi ratu, tapi bang cakra nggak mau.. Terus kata Kak Al istana El jelek makanya Bang Cakra nggak mau."  Ellia bercerita dengan nada jengkelnya, namun terdengar menggemaskan dintelinga kedua wanita dewasa itu. Anak-anak jaman sekarang memang ada-ada saja. "Ratu?" tanya Kinanthi membeo menahan kikikan gelinya. "Iya Bun, Ayah pernah ngomong ke El, kalau Bunda itu Ratunya Ayah, trus Ayah itu Rajanya Bunda. El mau kaya Ayah sama Bunda." ucap El polos. "El beneran pengen jadi ratunya Bang Cakra?" tanya Renata yabg mulai tertarik dengan topik pembicaraan nglantur Ellia, ia memang selalu menginginkan anak perempuan yang menggemaskan seperti Ellia. Gadis kecil itu mengangguk semangat, "Mau banget mom!" serunya. "Nanti Mommy bilang ke Bang Cakra supaya El jadi ratunya Bang Cakra." Ellia bersorak riang dan memeluk erat Renata, "Janji?" Tanya Ellia. Renata mengangguk pasti, "anything for you little girl." Kinanthi menatap bengong kearah Renata, "Kita akan menjadi besan." ucap Renata tertawa puas. Siapa sangka cerita lama itu kini akan segera terwujud. Ellia menutup kembali album foto masa kecilnya sambil tersenyum sumringah. Gadis yang kini berusia tujuhbelas tahun itu nampak begitu bahagia karena kurang dari enam bulan lagi ia akan resmi menjadi seorang istri dari lelaki yang telah menjadi pujaann hatinya sejak masih kanak-kanak. Membayangkannya saja sudah membuat Ellia sebahagia ini, apalagi nanti mejalaninya. Ya Tuhann, ia benar-benar tak sabar! “Senyum-senyum terus!! Tau deh ya yang bentar lagi mau kawin.” Ellia berdecak sebal memandang Alif, kembarannya. “Sirik aja lo!” Alif terkekeh sambil mengacak rambut Ellia dengan gemas “Belajar sana, jangan nge-halu terus. Udah mau ujian nasional juga lo.” Ujar Alif serius. Ellia cemberut seketika, ia paling benci dengan yang namanya belajar “Males ah, lagian gue belajar apa kaga sama aja, otak gue mah udah mentok segitu-gitu aja.” “Alesan aja lo, emang lo nggak iri sama gue? Gue masuk kuliah lewat jalur undangan loh kemarin. Lo nggak pengen gitu?” Pancing Alif. Ellia mendelikan bahunya tak acuh “Lo masuk kuliah lewat jalur undangan? Santai kak, gue besok selesai SMA langsung sebar undangan.” Ujar Ellia dengan gayanya yang tengil. Alif sontak tertawa “Babi lo! Nggak gitu konsepnya!” Ellia hanya tersenyum konyol. Kembar tak selalu harus sama bukan? Semuanya terasa lebih indah saat sepasang saudara kembar saling melengkapi. Contohnya Ellia dan Alif, El perempuan sedangkan Al lelaki, Al begitu cerdas dengan deretan piala dan medali olimpiade, yang berjejer menghiasi setiap sudut rumah mereka, bahkan Alif mendapatkan kehorrmatan untuk mengikuti program akselerasi sedangkan Ellia dengan otak pas-pasan dan setumpuk kertas ulangan dengan tinta merah dan lembar-lembar remedial yang di remed kembali. Memang sejauh itu perbedaan mereka.    “Capek gue ngomong sama manusia yang otaknya cuma secuil kuku macan.” Keluh Alif menatap Ellia gemas. Ellia menaikan sebelah alisnya dengan sombong “Bodo amat yang penting bentar lagi gue kawin!” ujar gadis itu lalu menjulurkan lidahnya mengejek kembarannya itu Alif memutuskan untuk keluar dari kamar Ellia sebelum mood-nya semakin hancur dan perasaannya semakin dongkol. Menghadapi Ellia memang tidaklah mudah, apalagi jika berkaitan dengan belajar. Kadang Alif bertanya kepada dirinya sendiri, apakah Ellia ini memang benar-benar kembarannya atau bukan? Namun sayang jika ingin berkata bukan, Alif tak punya cukup bukti ditambah dengan wajah mereka yang mirip. Sudah dapat dipastikan bahwa Ellia adalah kembarannya. Untunglah Ali begitu menyayangi Ellia, bahkan lebih dari para gebetannya. Hey! Tentu saja bodoh! Memang seharusnya begitu. Selepas kepergian Alif, Ellia segera melesat ke kamar mandi, karena sore ini Cakra akan datang umtuk membantunnya mengerjakan tugas kimia. Ah tentu saja acara belajar ini akan El manfaatkan dengan sebaik-baiknya, manfaatkan untuk semakin dekat dengan cakra tentunya. Hey! Sejak kapan ia senang belajar. Sore menjelang, Ellia sudah bersiap diruang keluarga dengan setumpuk buku miliknya menunggu kedatangan Cakra sambil menonton televisi bersama Alif. “Eh tot? Gue nih ya sampai sekarang masih bingung sama pola pikirnya si Cakra. Kok mau-maunya dia nikahin manusia otak udang kaya elo?” Tanya Alif iseng. Ellia melotot seketika “baek-baek lu kak! Kalo bunda denger abis dijait tuh mulut lemes lo!” “Assalamualaikum.” Alif dan Ellia kompak menoleh. “Waalaikum salam calon suamiku!” pekik Ellia heboh, sejurus kemudian gadis itu menghampiri Cakra dan mencium punggung tangan lelaki itu dengan senyuman mengembang. “Astaga El! Gue yang abang lo aja kaga pernah lu cium tanangannya!” Protes Alif yang nampak kesal setengah mati. “Ngiri aja lo!” kekeh Cakra, diangguki Ellia. “Ni martabak, biar nggak cranky.” Ujar Cakra sambil mengulurkan bungkusan martabak untuk Alif. Alif tersenyum sumringah “Tau aja lo.” “Udah sana kak minggir! Gue mau belajar, jangan ganggu gue.”  Usir Ellia. “Belajar yang bener lo, jangan mikirin kawin muluk!” Ellia menatap Cakra sinis “Iya-iya bawel!” Setengah jam berjalan, seperti biasanya, mengajari Ellia belajar bukanlah hal yang mudah Cakra benar-benar harus merestock kesabarannya sebanyak mungkin. “Itu tinnggal kamu hitung jumlah Ar dari Magnesium sulfatnya dulu El.” Desah Cakra dengan nada yang terdengar frustasi. Ellia cemberut. “Udah ah, Ellia capek! Lagian ini bukan materi ujian nasional kok.” Cakra menggaruk dahinya yang tak gatal, pertanda bahwa lelaki muda itu benar-benar frustasi. “Yaudah, kita lanjut kerjain soal matematika yang kemarin.” Ujar Cakra. Ellia menggeleng. “Ellia udah ngantuk.” Cakra mencubit kedua pipi tembab Ellia dengan ekspresi gemasnya “Terus kamu maunya apa? UN kamu kurang dari satu bulan lagi Ellia” “Maunya disayang-sayang.” Ya Tuhan.. Berilah Cakra kesabaran dalam menghadapi gadis ajaib ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Nur Cahaya Cinta

read
357.9K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

RAHIM KONTRAK

read
417.8K
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K
bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook