Di kelas, Heru tengah mengajar ia tidak menemukan sosok bidadari dalam mata kuliahnya. Padahal ia menunggu jawaban dari bidadari itu. Malah tidak menghadiri jadwalnya hari ini. Memang menjengkelkan, bikin moodnya meningkat saja. Padahal dia sudah bersemangat akan melihat sosok bidadari. "Indri, Nata ke mana?" tanya Heru tegas buat Indri menelan ludah amat berat itu.
"Maaf, Pak. Saya tidak tahu," jawab Indri gugup.
"Ck! Buat kalian jika seperti mahasiswi Nata tidak hadir pada mata kuliah saya, jangan harap nilai kalian bagus!" peringatan dari Heru tepat bel mata kuliah selesai. Heru langsung keluar dengan wajah kesalnya.
Indri sendiri menatap heran dan bingung sama dosen muda itu apalagi Marina lebih bingung lagi kenapa bisa ketemu dengan dosen aneh begini.
"Kenapa si dosennya? Kok, dia marah ke kita? Hanya Nata gak absen saja, ekspresinya berubah gitu." Marina berseru.
"Mana aku tahu. Mungkin lagi sensi sama Nata kali, tapi, dia saja tidak beri kabar ke kita-kita. Aneh memang, ya!" jawab Indri kemudian. Marina bisanya mengangkat bahu.
•••••
Dua sepasang sejoli ini akhirnya lega, Ternyata semua terjadi begitu cepat. "Bang, jadi bagaimana?" tanya Nata.
"Bagaimana, apanya?" balik bertanya si Andre.
"Om Robert, eh... Maksudnya, Papa." Nata jadi sulit mengucapkan sebutan "Papa" untuk Om Robert.
"Ya tentu kita jalani sebagaimana hubungan pasangan kekasih. Kan, Abang sudah bilang, apa pun terjadi. Abang tetap akan pertahankan hubungan kita," kata Andre.
"Jadi, kamu sudah siap? Apa yang Abang lakuin."
"Siap untuk?"
"Hamil..." Natasha membulatkan dua bola matanya lebar-lebar.
“Itu... itu... Nata...” Andre langsung melumat mulut Nata sebelum melanjutkan kata-kata penolakan. Diruangan pribadinya, mereka melakukan hubungan sanggama tanpa ada larangan lagi. Nata melengkik, “Sebentar, Bang!”
"Kenapa, Nat?" tanya Andre tetap melanjutkan tusukan di lubangnya.
"Tapi, kita belum menikah sudah—" Nata menjawab sambil mendesah tidak tahan dilakukan Andre tersebut.
"Abang tanggung jawab. Pokoknya Abang ingin kamu hamil. Biar aku tahu seberapa seksinya kamu hamil nantinya," ujar Andre mulai menjilat leher putih mulus tanpa ada sedikit tertinggal di kulitnya.
Andreas menggigit lalu mengisap untuk meninggalkan tanda kissmark dikulit lehernya.
Dua jari telah lolos masuk liang agresifnya. Kedua pahanya sebelah kiri naik ke atas pinggang Andre.
Raung Nata buat Andre semakin cepat kocokkan oleh kedua jarinya. "Enak, hm?" tanya Andre.
Nata hanya bisa mengangguk, disingkirkan rambut pada wajahnya. Ia suka lihat ekspresi Nata jika sudah merasakan rangsangan darinya.
"Setelah ini, giliran kamu Service Abang, ya!" ucap Andreas meminta Nata melakukan seperti dia.
Natasha mengangguk, tubuhnya lemas pelepasan pertama telah usai. Andre mulai memasukkan miliknya.
"Eum, Baaang!" lenguh kicau Nata bersuara.
Masuk sempurna tidak perlu satu hentakan. Karena sudah licin sekali milik Nata jadi mudah dimasukkan.
"Goyang, Nat!" instruksi Andre.
Nata menggoyangkan tubuhnya, posisi berdiri buat Nata seperti orang gila. Andreas merasakan pijatan di dalam sangat nikmat.
•••••
Sementara itu, Heru berada di kantor dengan muka bete, kesal, suntuk, dan kecewa. Suara ketukan pintu dari kantornya terdengar makin tambah bete saja olehnya. Dia lagi tidak ingin diganggu, pintu terbuka sosok cewek labil paling dibencinya. Siapa lagi kalau bukan Anissa, cewek yang sudah membuat Heru tidak bisa berkutik atas ancaman rekam video seksual itu.
"Mau apa lagi?" ketus Heru menatap tajam arah cewek labil itu.
Anissa mengunyah permen karet lalu dibuang ke tong, dia duduk ditepi ujung meja kerjanya yang lebar itu. Terpampang paha mulus itu, Anissa mengelus bahu, dicondongkan tubuh ke depan buat Heru tidak bisa bergerak sama sekali.
"Jangan marah-marah dulu, aku kesini karena kangen sama Bapak tercintaku," ucapnya liar.
"Kamu..."
Sekarang bukan di atas meja, Anissa sudah berada di pangkuannya. Anissa memang suka dengan Heru ketika masuk ke kelasnya. Sentuhan dari Anissa tidak bisa ditolak oleh Heru sendiri. Ada yang gesir pada tubuhnya. Aliran darah mendidih walau disentuh lembut oleh cewek labil ini.
"Aku ingin bermain cinta dengan Bapak, rasanya ingin merasakan seberapa nikmatnya Bapak saat berhubungan dengan seorang mahasiswi bernama Natasha itu. Aku tahu Bapak suka sama mahasiswi fakultas manajemen, aku yakin, yang bisa puasin itu diriku," ucapnya si Anissa panjang lebar.
Dilumat bibir Heru lembut, Heru tidak dapat menolak sentuhan bibir itu. Cewek labil ini semakin menikmati ciuman panas dari balasan Heru. Heru sudah tidak peduli. Mengangkat tubuh kecilnya di atas sofa. Cewek labil itu membantu membuka bajunya, sebaliknya Heru membuka baju cewek ini. Hubungan kembali menjadi panas, kini hubungan terlarang untuk Heru semakin membara di ruangan tersebut.