Bujang memandang Keke dengan tatapan hangat, semburat merah muncul di pipi wanita yang telah menjadi istrinya itu. Keke, dia tetap saja cantik, bahkan setelah melahirkan anak mereka, tak sedikit pun kecantikannya berkurang. Perut buncitnya memberi aura tersendiri, hamil kedua ini membuat kulitnya lebih halus dan lebih bersinar, sehingga Bujang tak bosan memandangnya. Bujang lupa, Keke tak pernah untuk tidak cantik, bahkan setelah bangun tidur tanpa mencuci muka, dia tetap saja cantik. Bujang sendiri, tak tau, dari mana kecantikan itu disalin Keke, setahu Bujang, kakak Keke berwajah biasa saja, dia pernah berjumpa beberapa kali. Pak Iwan pun, tidak tampan di masa mudanya, mungkin dari ibunya, ah! Bujang juga tak tau persis. Luqman benar, dia laki-laki yang beruntung, bisa mendapatkan w