29

1320 Words

"Masih marah, Ke?" Bujang meraih bahu Keke, mereka hendak tidur, padahal rencananya malam ini mereka akan menonton Tambua Tansa, tapi sepertinya Keke sedang tak bersemangat. "Tidak." "Kalau begitu menghadaplah kemari!" Keke berbalik, menghadap ke arah Bujang. Dia belum mau menatap pria itu. "Maafkan, Abang, kalau ada kata-kata Abang yang tak kamu senangi. Abang tak pernah bermaksud menyakiti hati kamu, mau memaafkan Abang?" Keke mendongak, mata hangat Bujang menyambutnya. Lalu dia tersenyum sambil mengangguk. "Syukurlah! Abang senang, besok Abang takkan bahas-bahas poligami lagi." Bujang memeluk istrinya itu. "Abang janji?" "Abang berjanji." "Tapi ada perkataan Ayah yang menganggu Keke." "Perkataan yang mana?" "Ayah bilang, sesabar-sabar laki-laki, jika istrinya tak menurut, di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD