BAB 71. Berusaha Ikhlas

2211 Words

Bukan hal yang mudah untuk melepaskan Wendy pergi. Tapi setidaknya perpisahan kami terjadi dengan baik setelah obrolan panjang malam itu. Dia tersenyum ke arahku dengan genangan air mata yang tidak bisa aku tahan di pelupuk mataku. Bunda menepuk pundakku dan air mataku jatuh ketika Wendy melambaikan tangannya untuk masuk ke dalam pintu keberangkatan menuju Belanda. Setelah punggungnya menghilang di balik pintu yang dia masuki, aku brebalik memeluk Bunda dan menangis seperti anak kecil. Bunda diam saja dan hanya memelukku sambil mengusap kepalaku lembut. Aku mungkin bisa berbicara sok kuat padanya bahwa aku sudah ikhlas. Tapi ketika melepasnya pergi, hatiku hancur lebur. Sejak kecil kami tidak pernah berjauhan. Segala hal tentang Wendy selalu ada regarta di dalamnya. Apapun yang di ikuti

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD